Dajjal atau Anomali Genetik?

SULAWESI BARAT – Warga di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, dibuat heboh oleh kelahiran seekor anak kambing bermata satu. Hewan jantan itu lahir di Dusun Pangesoran, Desa Gattungan, Kecamatan Campalagian, pada Sabtu (11/10/2025) sekitar pukul 18.30 Wita. Namun, hanya satu jam setelah lahir, anak kambing itu mati.

Alih-alih dianggap sebagai anomali biologis, sebagian warga justru memaknai peristiwa ini secara mistis. Kambing malang itu bahkan disebut-sebut mirip “dajjal”  makhluk dalam kepercayaan sebagian umat yang digambarkan bermata satu dan membawa fitnah besar di akhir zaman.

“Takut, karena kita baru pertama kali melihat kambing seperti itu,” kata pemilik kambing, Sadaria, kepada wartawan, Senin (13/10/2025).

Sadaria mengaku banyak warga datang ke rumahnya untuk melihat langsung anak kambing tersebut. “Banyak yang ke rumah untuk melihat (anak kambing). Waktu dilihat mereka bilang, ‘astagfirullah’, sempat ada warga bilang, ‘dajjal, iblis’,” ucapnya.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan anak kambing itu memiliki kepala lonjong dan satu mata besar di bagian tengah wajah. Pemandangan tak biasa itu memicu berbagai spekulasi dan rasa takut di tengah masyarakat desa.

Namun, di balik kehebohan tersebut, fenomena ini sesungguhnya dapat dijelaskan secara ilmiah. Kondisi seperti ini dikenal dengan istilah cyclopia, kelainan genetik langka yang terjadi akibat gagalnya pembentukan dua rongga mata pada masa embrio. Akibatnya, janin hanya memiliki satu bola mata di bagian tengah kepala.

Sayangnya, peristiwa alam seperti ini seringkali direspons dengan cara yang sarat mistik, bukan dengan pemahaman sains. Di tengah masyarakat pedesaan, narasi agama dan mitos masih lebih cepat beredar daripada penjelasan ilmiah.

Fenomena ini menunjukkan masih lemahnya literasi sains masyarakat di tingkat akar rumput. Ketika ketakutan menjadi reaksi pertama atas sesuatu yang tidak dipahami, ruang bagi pendidikan dan pengetahuan menjadi semakin sempit. Padahal, kejadian seperti ini seharusnya bisa dijadikan momentum untuk memperkuat kesadaran publik tentang pentingnya memahami sains dasar, khususnya dalam hal biologi dan kesehatan hewan.

Alih-alih menimbulkan ketakutan, peristiwa kelahiran kambing bermata satu ini seharusnya menjadi pengingat bahwa alam memiliki banyak keunikan dan misteri yang dapat dijelaskan dengan logika dan pengetahuan.

Jika masyarakat lebih terbuka terhadap pendekatan ilmiah, peristiwa seperti ini tak lagi dipandang sebagai pertanda buruk atau makhluk gaib, melainkan sebagai pelajaran berharga tentang keragaman ciptaan Tuhan yang tak terbatas. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com