JAWA BARAT – Nasib tragis menimpa Sudrajat (43), seorang petani asal Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ia ditemukan tewas di lahan kebunnya sendiri setelah diduga tersengat aliran listrik dari perangkap babi hutan yang ia pasang untuk melindungi tanaman. Ironisnya, alat yang seharusnya menjaga hasil panen justru merenggut nyawanya.
“Korban diduga tersengat arus listrik dari kawat perangkap babi hutan yang dipasangnya sendiri di sekitar kebun,” kata Kapolsek Ciemas AKP Deni Miharja, Senin (13/10/2025).
Jenazah Sudrajat ditemukan warga pada Sabtu (11/10) pukul 10.00 WIB dalam kondisi telungkup dan sudah tidak bernyawa. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), petugas menemukan kawat perangkap yang masih dialiri listrik. Dugaan sementara, arus itu belum dimatikan ketika korban mendekat untuk memeriksa perangkat tersebut.
“Korban ditemukan dalam posisi telungkup dan sudah meninggal dunia. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan korban diduga sudah meninggal sekitar tiga hari sebelum ditemukan,” ujar Deni.
Pada tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan, namun kaki kanannya tampak menghitam akibat sengatan listrik. “Pemeriksaan luar tidak ditemukan luka tusuk atau sayatan. Dugaan sementara korban meninggal karena tersengat listrik dari kawat perangkap babi,” tambahnya.
Kematian Sudrajat bukan sekadar kecelakaan tunggal, melainkan cermin getir dari kondisi petani kecil yang berjuang tanpa perlindungan memadai. Di banyak daerah, perangkap listrik menjadi pilihan terakhir para petani untuk menghadapi babi hutan yang merusak lahan karena tidak ada solusi nyata dari pemerintah.
Tragedi ini menyingkap ironi: ketika petani harus melindungi hasil bumi dengan cara yang mengancam dirinya sendiri. Dalam keheningan kebun, Sudrajat menjadi korban dari sistem pertanian yang membiarkan petani bertarung sendirian menghadapi alam dan nasib.
Tidak seharusnya keamanan pangan rakyat dibayar dengan nyawa petani.
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan