Api Dinihari, Warga Pandahan Kehilangan Rumah

TANAHLAUT – Warga Desa Pandahan, Kecamatan Batibati, Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan, kembali menjadi korban dari persoalan klasik: lemahnya sistem mitigasi kebakaran di pemukiman padat penduduk. Senin (13/10/2025) dini hari, sekitar pukul 03.30 Wita, kobaran api melalap delapan rumah di RT 5 Dusun 2, tepat di dekat jembatan besi jalur poros Pelaihari–Banjarmasin. Lima rumah di antaranya hangus total.

“Kalau dari arah Banjarmasin, itu di sebelah kiri lokasi kebakarannya,” ujar Kepala Desa Pandahan, H. Alfian Taurus. Pernyataan sederhana yang menandai kesaksian atas kejadian tragis itu, namun juga menyiratkan betapa rentannya kawasan tersebut terhadap musibah serupa.

Menurut Alfian, api membesar sangat cepat, membakar deretan rumah kayu yang berdempetan tanpa ada sekat pengaman atau jalur evakuasi memadai. “Lima rumah yang ludes terbakar, semua barang yang ada di dalamnya turut ludes, tak sempat terselamatkan,” ujarnya.

Relawan pemadam kebakaran disebutnya sudah berjuang keras, tetapi kondisi lokasi membuat api sulit dikendalikan. Dengan bahan bangunan mayoritas kayu dan atap seng, api seolah menemukan bahan bakar alami untuk memperluas amukannya. “Cuaca cerah, tapi api cepat membesar,” tambah Alfian.

Musibah ini bukan yang pertama terjadi di wilayah Tanahlaut. Namun setiap kali peristiwa serupa terulang, penyebab utamanya hampir sama: permukiman rapat, bangunan tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran, dan kurangnya sistem peringatan dini. Pemerintah daerah kerap hadir setelah api padam, tetapi jarang ada langkah nyata untuk mencegah kebakaran berikutnya.

Ironisnya, dalam beberapa tahun terakhir, banyak daerah di Kalsel mengklaim sudah memiliki “program siaga kebakaran desa”. Tapi kasus Pandahan membuktikan, konsep itu masih sekadar jargon administratif tanpa penerapan di lapangan. Tidak ada sistem hidran, tidak ada pelatihan warga, bahkan tidak ada jalur evakuasi darurat yang jelas.

Relawan pemadam akhirnya menjadi garda terakhir tanpa dukungan fasilitas yang memadai. Jika kebakaran dini hari itu terjadi di kawasan padat lainnya, jumlah korban bisa jauh lebih besar.

Peristiwa Pandahan menjadi peringatan keras bahwa bencana bukan hanya akibat kelalaian individu, tetapi juga kegagalan sistem. Hingga kini, belum ada penjelasan resmi mengenai asal api. Namun satu hal pasti: selama tata ruang pemukiman dibiarkan semrawut dan kesiapsiagaan warga tak dibangun, maka setiap percikan bisa kembali berubah menjadi tragedi. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com