Warga Kertak Hanyar Tewas, Jenazah ke RSUD Ulin

BANJAR – Warga Gang Ratuwangi RT03 RW01, Kelurahan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, dikejutkan dengan penemuan jenazah seorang pria berusia 55 tahun di rumahnya sendiri pada Minggu malam, (12/10/2025), sekitar pukul 22.02 Wita. Namun di balik proses evakuasi yang berjalan cepat, muncul pertanyaan publik: di mana perhatian lingkungan dan sistem sosial terhadap warga yang hidup sendirian dan akhirnya ditemukan meninggal dalam sunyi?

Tim Inafis Polres Banjar tiba di lokasi bersama relawan yang telah menunggu di depan rumah korban. Mereka menyiapkan perlengkapan evakuasi, mulai dari kantong jenazah hingga tandu lipat. Setelah berkoordinasi dengan keluarga, petugas melakukan identifikasi awal di dalam rumah sebelum membawa jenazah ke RSUD Ulin Banjarmasin.

Ketua RT setempat, Izzay, menyampaikan bahwa keluarga korban meminta agar tidak dilakukan autopsi. “Pihak keluarga tadi minta tidak perlu diotopsi supaya proses pengurusannya cepat katanya,” ujar Izzay.

Permintaan itu memang sah secara hukum jika disertai surat pernyataan keluarga, namun menjadi catatan penting bagi aparat dan tenaga medis: apakah setiap kematian tanpa tanda kekerasan harus langsung dilepaskan tanpa pemeriksaan lebih lanjut?

Aroma menyengat menyelimuti udara malam. Puluhan warga berdiri di tepi jalan sempit, sebagian mengenakan masker, sebagian menutup hidung dengan tangan. Mereka menyaksikan relawan mengangkat kantong jenazah ke dalam mobil pengantar menuju rumah sakit.

“Terakhir Kamis terlihat, habis itu sampai hari ini tidak keluar lagi Om,” ungkap seorang warga, Amang Irui, yang menyiratkan bahwa korban sudah lama tidak terlihat beraktivitas.

Widya, anak korban, menjadi orang pertama yang menemukan ayahnya telah tak bernyawa di kamar tidur. Waktu menunjukkan sekitar pukul 21.00 Wita, dan hanya selang satu jam kemudian, lokasi dipenuhi warga serta aparat kepolisian. Rumah korban kemudian ditutup rapat, meninggalkan suasana hening dan duka di gang kecil itu.

Jenazah Hadi Kusuma (55) tiba di kamar jenazah RSUD Ulin sekitar pukul 22.30 Wita. Garis polisi membentang di depan rumahnya, seolah menjadi batas akhir dari kesepian yang tidak sempat terdeteksi siapa pun sebelumnya.

Kasus ini menyoroti lemahnya sistem kepedulian sosial di tingkat masyarakat. Tidak ada tetangga yang menyadari kepergian almarhum selama beberapa hari. Kondisi ini memperlihatkan bahwa di tengah kepadatan perumahan rakyat, rasa kemanusiaan bisa hilang di antara rutinitas.

Tragedi Hadi Kusuma bukan sekadar kabar duka, melainkan peringatan bagi lingkungan yang semakin abai terhadap warganya sendiri. Kematian sunyi di rumah sendiri seharusnya menjadi alarm sosial bahwa perhatian antarwarga, sekecil apa pun, bisa menyelamatkan nyawa seseorang. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com