Prabowo dan Diplomasi Gaya Trump

WASHINGTON D.C. – Momen pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir, menjadi sorotan dunia. Bukan hanya karena agenda perdamaian yang monumental, tetapi juga karena gestur personal Trump yang menilai Prabowo sebagai “pria tangguh.”

Dalam tayangan Times News di kanal YouTube, Senin (13/10/2025), Trump terlihat menyambut satu per satu para pemimpin dunia di atas panggung berlatar acara bertema Sharm El-Sheikh Peace 2025. Mengenakan setelan jas biru khasnya, Trump tampak percaya diri bersalaman dan berbincang singkat dengan setiap kepala negara yang hadir.

Ia terlebih dahulu menyapa Presiden Prancis Emmanuel Macron sambil berkata, “How are you?” (Bagaimana kabarmu?), sebelum beralih ke tamu berikutnya.

Giliran Presiden Prabowo Subianto tiba. Dengan setelan jas abu-abu yang sederhana namun berwibawa, Prabowo disambut hangat oleh Trump. “I see tough man right here,” (Saya melihat pria tangguh di sini) kata Trump sembari menjabat tangan Prabowo dengan senyum lebar.

Momen itu menjadi perhatian publik karena berbeda dari sambutan Trump terhadap pemimpin dunia lainnya. Jika sebelumnya Trump hanya bersalaman biasa, kali ini ia mengacungkan jempol ke arah kamera saat berfoto bersama Prabowo. Prabowo pun merespons dengan mengangkat jempol serupa, menciptakan potret simbolik dua pemimpin dunia yang menampilkan citra ketegasan dan kepercayaan diri.

Setelah sesi foto, Prabowo memasuki ruangan utama KTT bersama para pemimpin dunia lainnya. Pertemuan internasional ini membahas langkah konkret mengakhiri perang di Gaza, Palestina, serta mendorong gencatan senjata permanen. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres turut hadir dalam pertemuan yang digelar di kota resor tepi Laut Merah itu.

Namun, di balik senyum diplomatik dan gestur saling menghormati, publik menyoroti sisi lain: simbolisme politik dan pesan kekuatan yang ingin ditunjukkan kedua pemimpin tersebut. Dalam panggung diplomasi global, acungan jempol itu dianggap bukan sekadar tanda persahabatan, tetapi juga sinyal bahwa hubungan Jakarta–Washington bisa memasuki babak baru yang lebih realistis dan tegas.

Pertemuan di Sharm El-Sheikh ini menjadi momentum penting bagi diplomasi Indonesia di kancah internasional, terutama dalam isu perdamaian Timur Tengah yang selama ini masih diliputi ketegangan. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com