Cetak Sawah Ambisius, Petani Masih Menunggu

TANJUNG SELOR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan memprogramkan cetak sawah seluas 2.000 hektare di sejumlah kecamatan. Program ini dilengkapi pembangunan jalan usaha tani dengan target 100 kilometer per tahun. Namun, langkah ini menuai pertanyaan: apakah pencapaian angka hektare dan jalan usaha tani sebanding dengan manfaat yang dirasakan petani dan masyarakat lokal?

Bupati Bulungan Syarwani menjelaskan, program cetak sawah bertujuan memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. “Kita berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui program Asta Citanya di Kabupaten Bulungan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan kawasan pangan,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).

Selain cetak sawah, Pemkab menargetkan optimalisasi lahan dan pengembangan kawasan pangan strategis. Pada tahun 2024, Bulungan menuntaskan optimalisasi lahan seluas 2.000 hektare. Tahun 2025, alokasi lahan baru kembali diberikan lebih dari 2.000 hektare untuk cetak sawah yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian.

“Tahun lalu kita menyelesaikan 2.000 hektare optimalisasi lahan dan tahun ini kita kembali mendapat alokasi lebih dari 2.000 hektare untuk program cetak sawah yang dilaksanakan langsung oleh Kementerian Pertanian (Kementan),” jelas Syarwani.

Program ini sepenuhnya dikerjakan oleh TNI melalui Kodim 0903/Bulungan, bekerja sama dengan Pemprov Kaltara dan Dinas Pertanian (Disperta) Bulungan. Menurut Syarwani, tanpa dukungan pusat, beban fiskal daerah akan sangat besar jika harus membiayai sendiri pembangunan kawasan pangan. “Kita tidak bisa bayangkan berapa besar beban APBD jika 2.000 hektare lahan harus dibangun sendiri oleh daerah. Karena itu, sinergi ini sangat penting,” ungkapnya.

Meskipun demikian, kritik muncul dari berbagai pihak. Sebagian warga mempertanyakan efektivitas program cetak sawah jika partisipasi dan kesejahteraan petani belum menjadi prioritas utama. Apakah pembangunan jalan usaha tani sepanjang 100 km tiap tahun benar-benar mempercepat distribusi hasil panen, atau sekadar angka target untuk laporan administrasi?

Bupati juga berharap dukungan anggota DPRD Bulungan untuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. “Kami berharap para anggota dewan dapat membantu memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat agar program ini benar-benar dirasakan manfaatnya,” kata Syarwani.

Di tengah optimisme pemerintah daerah, realitas di lapangan kadang berbeda. Infrastruktur pertanian, akses irigasi, dan keberlanjutan program cetak sawah masih menjadi tantangan utama. Tanpa perhatian serius terhadap petani sebagai penerima manfaat langsung, program skala besar ini berpotensi menjadi simbol ketegasan pemerintah, tetapi minim dampak nyata bagi masyarakat yang diharapkan terbantu.

Dengan target luas lahan dan panjang jalan yang ambisius, Bulungan diharapkan tidak hanya mengejar angka, tapi juga memastikan program pertanian benar-benar meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan lokal secara berkelanjutan. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com