Langit Kelabu, Banjarbaru Berkabut

BANJARBARU — Suasana malam di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada Rabu (15/10/2025) berubah muram. Lapisan asap tipis mulai menyelimuti udara, terutama di kawasan Loktabat Utara. Meski tak sepekat kabut asap parah yang pernah melanda Kalimantan, fenomena ini menjadi pengingat bahwa persoalan kebakaran lahan dan kualitas udara belum pernah benar-benar usai hanya sekadar reda sementara.

Pantauan di sepanjang Jalan Ahmad Yani hingga Simpang Tiga Lampu Merah RO Ulin menunjukkan cahaya lampu jalan tampak buram tertutup selimut asap tipis sejak usai waktu Magrib. “Asap tipis ini mulai kelihatan sehabis Magrib tadi. Udara juga terasa lembap dan agak pengap,” ujar salah satu warga Loktabat Utara, Yeyen, kepada wartawan.

Asap memang tidak terlalu pekat, tetapi cukup mengganggu pandangan dan membuat napas terasa berat bagi pengguna jalan. Ironisnya, tidak terlihat langkah antisipatif yang berarti dari otoritas setempat, padahal kejadian serupa hampir selalu berulang setiap tahun tanpa solusi jangka panjang.

Kondisi ini juga menunjukkan lemahnya deteksi dini terhadap kebakaran lahan di sekitar Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Setiap kali asap muncul, masyarakat hanya disuguhi imbauan untuk memakai masker dan mengurangi aktivitas di luar ruangan, tanpa diiringi langkah serius untuk menghentikan penyebab utamanya: pembakaran lahan yang berulang di area perkebunan dan hutan rawa.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca akan berubah drastis pada Kamis (16/10/2025). “Diprakirakan hujan disertai petir bakal mengguyur sejumlah wilayah Kalsel, termasuk Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, dan Hulu Sungai Tengah mulai pukul 14.00 WITA,” demikian laporan BMKG.

Selain hujan petir, sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan juga akan mengalami hujan ringan hingga sedang. BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan penurunan kualitas udara.

Namun, jika setiap kali asap datang masyarakat hanya diminta “waspada”, tanpa ada kebijakan nyata yang menekan sumber kebakaran dan pembukaan lahan ilegal, maka polusi udara semacam ini akan terus menjadi rutinitas tahunan di Kalimantan Selatan. Banjarbaru malam ini hanyalah salah satu bab kecil dari krisis ekologis yang dibiarkan berulang: ketika kabut asap dianggap musiman, bukan kegagalan tata kelola lingkungan. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com