SAMARINDA – Kalimantan Timur (Kaltim) menegaskan kembali komitmennya dalam membentuk generasi muda yang berkarakter kuat dan berwawasan kebhinekaan. Langkah konkret itu tampak dalam gelaran DEI Move 2025, sebuah program edukatif yang menanamkan nilai diversity, equity, dan inclusivity (DEI) bagi pelajar SMA dan SMK di wilayah tersebut. Acara puncak program ini berlangsung di Swiss-Belhotel Samarinda, Rabu (15/10/2025) pagi, dan dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji.
Program yang diinisiasi PT Pama Persada Nusantara melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ini tak berhenti pada tataran seremonial. Justru, kegiatan tersebut menjadi contoh nyata bagaimana dunia industri mulai mengambil peran strategis dalam membentuk karakter pelajar agar siap menghadapi tantangan sosial di era digital.
“Ini dimotori Pama Persada Nusantara dari CSR mereka untuk anak-anak SMA dan SMK di Kalimantan Timur, yang saya tahu ada 21 SMA dan SMK yang dibina oleh Pama Persada untuk Diversity, kemudian Equality, dan Inclusivity,” ujar Seno Aji.
Ia menegaskan bahwa pendidikan tentang keberagaman dan kesetaraan tidak boleh sebatas teori. Pembentukan karakter, menurutnya, menjadi inti dari upaya membangun generasi muda yang berani menolak intoleransi, perundungan, serta sikap diskriminatif di lingkungan sosial mereka.
“Nah, mereka diberi pengetahuan lebih dalam bagaimana tentang keragaman, tentang keseimbangan, dan keterbukaan anak-anak kita nanti supaya tidak masuk ke dalam perundungan atau bullying,” jelasnya.
Seno menilai pendekatan inklusif seperti ini sangat relevan dengan realitas kehidupan remaja masa kini yang tumbuh dalam ruang digital. Dunia maya sering kali memperuncing perbedaan dan memunculkan konflik identitas, sehingga pelajar perlu dibekali cara pandang yang terbuka. “Nah ini ke anak-anak SMA, anak-anak baru-baru gede gitu,” ujarnya sambil tersenyum.
Menurutnya, usia remaja adalah fase krusial yang menentukan arah pembentukan karakter seseorang. Oleh karena itu, penanaman nilai keberagaman menjadi pondasi penting sebelum mereka memasuki dunia kuliah maupun dunia kerja.
“Nah mereka selalu terbawa lingkungan, kemudian pertama membuat suatu konsep secara utuh untuk mengerti tentang keberagaman ini bisa menjadi bekal anak-anak kita ke depan pada saat mereka kuliah, mereka bekerja, mereka sudah mengerti bagaimana keberagaman di Indonesia,” terangnya.
Melalui DEI Move 2025, diharapkan para pelajar tidak hanya memahami konsep keberagaman secara intelektual, tetapi juga menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, di rumah, maupun di tengah masyarakat. Mereka diharapkan menjadi agen perubahan yang membawa semangat saling menghargai dan memperkuat solidaritas sosial.
Program ini menjadi bukti bahwa pendidikan di Kalimantan Timur kini mulai menatap masa depan dengan pendekatan yang lebih holistik. Dunia pendidikan tidak lagi hanya berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang menghargai kemanusiaan dan keberagaman. Semangat inklusivitas yang tumbuh di antara para siswa menjadi harapan baru bagi lahirnya generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga empatik dan terbuka terhadap perbedaan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan