NUNUKAN – Pemadam Kebakaran (Damkar) Nunukan biasanya menangani kebakaran dan evakuasi darurat. Namun, permintaan bantuan yang datang Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 04.00 WITA menunjukkan kasus unik yang mengundang pertanyaan mengenai kesadaran masyarakat terhadap keselamatan diri dan penggunaan alat keamanan.
Komandan pleton yang bertugas, Suwar, menyampaikan bahwa Caming (58), warga Jalan TVRI Gang Delima RT 20 Nunukan Timur, datang ke Mako Utama Damkar Nunukan bersama temannya untuk meminta bantuan. “Permintaan bantuan kepada petugas rescue damkar, karena pergelangan tangan kanannya dalam kondisi terborgol,” ujar Suwar, Rabu (15/10/2025).
Kronologi kejadian memperlihatkan unsur keteledoran: Caming mengenakan sendiri borgol yang ditemukan di rumah rekannya yang bekerja sebagai satpam. “Temannya yang berprofesi sebagai satpam menemukan borgol, lantas iseng mencoba-coba dipakai pada pergelangan tangan kanan dan kiri,” jelas Suwar.
Masalah muncul saat Caming mencoba melepas borgol. Salah satu sisi borgol tidak bisa terbuka, bahkan kunci yang digunakan patah setelah beberapa kali percobaan. Ketidakmampuan melepaskan borgol menimbulkan risiko cedera serius jika tidak segera ditangani.
Upaya awal untuk meminta bantuan ke kantor polisi juga gagal, sebelum akhirnya Caming mendatangi Damkar. “Akhirnya memutuskan ke pemadam kebakaran. Rescue Damkar berupaya membantu melakukan pelepasan. Setidaknya, sekitar setengah jam borgol akhirnya bisa dilepaskan,” pungkas Suwar.
Kejadian ini membuka sorotan kritis terkait kesadaran masyarakat terhadap penggunaan alat keamanan dan potensi bahaya yang timbul dari eksperimen sendiri dengan alat yang tidak mereka pahami. Walaupun terlihat ringan, insiden seperti ini dapat membebani layanan darurat yang seharusnya fokus menangani kebakaran atau evakuasi nyawa.
Selain itu, kesiapsiagaan Damkar Nunukan dalam menghadapi kasus tak biasa ini patut diapresiasi. Waktu tanggap cepat dan kemampuan teknis petugas untuk menanggulangi borgol yang macet menunjukkan profesionalisme yang tinggi, meski kasus ini bukan skenario rutin.
Kasus Caming sebaiknya menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menggunakan alat keamanan dan memahami risiko sebelum mencoba-coba sendiri. Kesiapsiagaan layanan darurat, meski luar biasa, tidak bisa menjadi solusi rutin untuk kelalaian sehari-hari. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan