Bolos dan Bermain Game, Satpol PP Bertindak

MURUNG RAYA – Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Murung Raya kembali menggelar razia terhadap pelajar yang membolos. Razia dilakukan menyusul laporan adanya sejumlah siswa yang berkeliaran di warung kopi (warkop) pada jam pelajaran, Kamis pagi (16/10/2025).

Kepala Satpol PP dan Damkar Mura, Rudie Roy, turun langsung untuk memberikan pengarahan kepada siswa yang kedapatan membolos. “Ini adalah upaya pembinaan dan pengawasan. Sangat disayangkan, sejumlah siswa tersebut tidak hanya bolos sekolah, tetapi juga melakukan aktivitas yang menyimpang seperti merokok dan bermain game,” ujarnya.

Razia semacam ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas dan dampak jangka panjang. Meskipun siswa dibawa kembali ke sekolah untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut, kritikus menilai tindakan razia bersifat reaktif dan belum menyasar akar masalah, yaitu kurangnya pengawasan rutin di sekolah dan di rumah.

Rudie Roy menegaskan, perilaku seperti ini tidak hanya melanggar disiplin sekolah tetapi juga mencoreng citra pelajar sebagai generasi penerus. “Ini bukan hanya pelanggaran kecil. Merokok dan bermain game online di warkop saat jam sekolah menunjukkan adanya degradasi kedisiplinan yang perlu ditindak dengan serius,” tegasnya.

Namun, pengamat pendidikan menilai upaya pembinaan melalui razia saja tidak cukup. Pendekatan yang lebih efektif membutuhkan keterlibatan aktif sekolah dan orang tua dalam mendidik disiplin, serta program preventif untuk mengurangi kebosanan dan godaan siswa di luar jam sekolah. Tanpa strategi yang menyeluruh, razia berisiko hanya menjadi ritual penegakan disiplin tanpa perubahan perilaku yang nyata.

Satpol PP dan Damkar Mura berharap peran serta sekolah dan orang tua dalam mengawasi kegiatan siswa dapat ditingkatkan. “Kami akan terus melakukan pengawasan di berbagai titik. Harapan kami, pembinaan ini menjadi peringatan dan pembelajaran agar siswa tidak mengulangi perbuatan serupa, mereka akan diserahkan kembali kepada pihak sekolah untuk dibina lebih lanjut,” tutupnya.

Kritik utama terletak pada pendekatan yang bersifat represif, sementara faktor lingkungan, motivasi siswa, dan pendidikan karakter masih minim perhatian. Jika akar masalah tidak ditangani, fenomena bolos sekolah dan perilaku menyimpang berpotensi terus berulang. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com