TANJUNG SELOR – Antusiasme ribuan pencari kerja di Kabupaten Bulungan membuktikan satu hal: kebutuhan akan lapangan pekerjaan jauh melampaui kesempatan yang tersedia. Gelaran Job Fair 2025 yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bulungan pekan ini di Tanjung Selor justru membuka ironi di balik semangat mencari kerja yang tinggi 9.200 pelamar bersaing untuk memperebutkan hanya 742 lowongan dari 22 perusahaan.
Bupati Bulungan Syarwani dalam sambutannya mengklaim Job Fair sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah memperluas akses kerja. Ia menyebut kegiatan ini sebagai “jembatan” antara pencari kerja dan dunia usaha. “Pemerintah hadir untuk mempertemukan dua kepentingan pencari kerja yang butuh lapangan pekerjaan, dan perusahaan yang memerlukan tenaga kerja sesuai kualifikasi. Dengan cara ini, proses penempatan tenaga kerja bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).
Namun di lapangan, semangat tersebut justru menunjukkan ketimpangan yang kian tajam. Ribuan pelamar datang dari berbagai latar belakang, bahkan sebagian besar lulusan SMA dan SMK yang berharap mendapat pekerjaan tetap. Persaingan ketat ini mencerminkan betapa terbatasnya kesempatan kerja di Bulungan, sementara jumlah angkatan kerja terus meningkat setiap tahun.
Syarwani menambahkan, Job Fair juga menjadi momentum untuk “mengukur kualitas SDM lokal.” “Bulungan memiliki potensi tenaga kerja besar. Tugas kita memastikan kompetensi mereka terus meningkat agar mampu bersaing,” tegasnya. Namun, tanpa kebijakan strategis jangka panjang, kegiatan seperti ini kerap berhenti pada seremonial tahunan ramai sesaat, lalu senyap setelah acara usai.
Kepala Disnakertrans Bulungan, Hasanuddin, mengakui Job Fair sempat tertunda karena masalah teknis dan koordinasi dengan pemerintah pusat. “Alhamdulillah, kegiatan berjalan lancar dan aman. Bahkan sejumlah perusahaan langsung melakukan psikotes dan wawancara di tempat,” katanya.
Ia menilai antusiasme masyarakat sebagai tanda positif, meski belum diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Banyak pelamar yang datang dari luar sektor industri unggulan daerah, sementara perusahaan lebih memilih tenaga kerja berpengalaman dan tersertifikasi.
Disnakertrans menyediakan pula konsultasi ketenagakerjaan dan informasi pelatihan bagi masyarakat. Namun, tanpa kejelasan tindak lanjut, layanan ini belum tentu menjawab masalah mendasar: minimnya lapangan kerja baru di daerah.
“Job Fair bukan sekadar seremonial, tapi langkah konkret agar masyarakat Bulungan bisa bekerja dan berdaya di daerahnya sendiri,” pungkas Hasanuddin.
Meski demikian, publik menunggu bukti nyata bahwa kegiatan seperti ini benar-benar membuka peluang kerja, bukan sekadar panggung optimisme birokrasi. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan