YERUSALEM – Kekerasan militer Israel kembali menelan korban jiwa dari kalangan anak-anak Palestina. Seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun, Mohammad Hallaq, ditembak mati oleh tentara Israel di Kota Al-Rihiya, Tepi Barat, Kamis (16/10/2025).
Dilansir AFP, Sabtu (18/10/2025), peluru tentara Israel menembus pinggul Hallaq hingga menewaskannya di tempat. Tragedi ini menambah panjang daftar korban anak-anak Palestina yang tewas akibat tindakan brutal militer Israel di wilayah pendudukan.
Paman korban, yang juga bernama Mohammad Hallaq, menuturkan bahwa sang bocah sedang duduk di depan rumahnya ketika patroli militer Israel melintas. Saat itu terjadi konfrontasi antara tentara dengan sekelompok pemuda yang lebih tua.
“(Para tentara) menembak langsung ke arah (anak laki-laki yang lebih tua), dan dia terbunuh,” kata sang paman. Ia menegaskan, lokasi tempat keponakannya duduk jauh dari titik konfrontasi.
Namun, penjelasan keluarga bertolak belakang dengan keterangan resmi militer Israel. Dalam pernyataannya, militer menyebut pasukan mereka “membalas dengan tembakan ke arah para tersangka yang melempar batu.” Mereka mengklaim “tembakan telah teridentifikasi,” tanpa menjelaskan mengapa peluru justru menewaskan bocah tak bersenjata.
Peristiwa ini menunjukkan bagaimana operasi militer Israel kerap dilakukan tanpa mempertimbangkan keselamatan warga sipil. Penembakan terhadap anak-anak di wilayah pendudukan menjadi potret kelam dari konflik yang tak kunjung usai dan kebijakan represif yang terus dijalankan di bawah dalih keamanan.
Hingga kini, belum ada pernyataan mengenai penyelidikan dari pihak Israel atas kematian Hallaq. Komunitas internasional kembali menyerukan akuntabilitas dan menuntut penghentian tindakan militer yang menargetkan warga sipil, terutama anak-anak.
Kematian Mohammad Hallaq kembali menjadi simbol betapa rapuhnya masa kecil di wilayah konflik. Di Tepi Barat, bahkan duduk di depan rumah sendiri bisa berakhir dengan kematian akibat peluru tentara. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan