KOTAWARINGIN TIMUR – Setelah hampir dua hari mendapat perawatan, seekor lutung abu-abu akhirnya dilepas kembali ke hutan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Namun, kasus ini menyisakan pertanyaan: apakah keselamatan satwa liar cukup dijaga, atau kelalaian manusia tetap menjadi ancaman utama?
Satwa dilindungi itu sebelumnya ditemukan warga dalam kondisi terluka, diduga akibat tertabrak kendaraan di sekitar Desa Bajarum, Kecamatan Kota Besi.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit, Muriansyah, mengatakan pelepasliaran hewan bernama latin Trachypithecus cristatus itu dilakukan setelah kondisi lutung dinilai cukup stabil untuk kembali ke habitatnya.
“Secara umum kondisinya membaik. Ia sudah bisa makan dan minum sendiri, sehingga kami putuskan untuk melepasnya kembali ke alam agar bisa memulihkan diri secara alami,” kata Muriansyah, Sabtu (18/10/2025).
Luka sobek di tubuhnya telah dijahit dan aktivitasnya mulai normal, meski masih ada dugaan patah ringan pada bagian tangan. Menurut Muriansyah, pelepasliaran menjadi pilihan terbaik dibandingkan perawatan jangka panjang. Satwa seperti lutung cenderung mudah stres jika dikandangkan terlalu lama.
“Kalau terlalu lama di kandang justru bisa stres dan mati. Di hutan tersedia makanan alami seperti daun muda, bunga, dan buah yang membantu pemulihannya,” ujarnya.
Pelepasliaran itu dilakukan dengan dukungan Komunitas Pecinta Satwa Liar Sampit. Petugas lebih dulu memastikan kawasan yang dipilih aman dari gangguan manusia dan memiliki sumber pakan cukup.
Muriansyah menambahkan, pengalaman penyelamatan lutung ini menjadi pengingat bahwa warga memiliki kepedulian besar terhadap satwa liar. Ia juga menyebut banyak pengetahuan tradisional masyarakat Kalimantan berakar dari pengamatan terhadap perilaku hewan di alam.
“Dulu orang belajar dari alam. Termasuk dari hewan seperti lutung, mereka tahu daun atau akar mana yang bisa dijadikan obat,” katanya.
Kasus ini sekaligus menjadi pengingat bahwa manusia sering menjadi sumber cedera satwa liar, baik melalui kecelakaan kendaraan maupun kelalaian di sekitar habitat alami. Warga yang menemukan lutung terluka segera melapor ke petugas Disdamkarmat Kotim, dan satwa itu dirawat di Klinik Dokter Rusdi dengan dukungan Animal Rescue Sampit sebelum dinyatakan siap kembali ke habitatnya.
Meski pelepasliaran berhasil, tantangan tetap ada: bagaimana mencegah satwa liar kembali mengalami kecelakaan atau cedera akibat aktivitas manusia? Kritik pedas muncul dari aktivis konservasi yang menekankan perlunya edukasi masyarakat, penataan jalur kendaraan, dan tindakan preventif agar kasus serupa tidak terus terjadi. []
Admin
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan