Dari Gerobak ke Dua Cabang, Begini Perjalanan Bakso Pradah

SAMARINDA — Di tengah persaingan bisnis kuliner yang semakin padat, Bakso Pradah menjadi salah satu usaha lokal yang mampu bertahan berkat konsistensi menjaga cita rasa dan kualitas. Dikelola oleh Ani Ayatun, putri dari pendiri usaha ini, Bakso Pradah bukan sekadar tempat makan, melainkan simbol perjuangan keluarga yang telah berlangsung lebih dari dua dekade.

Ditemui pada Jumat (17/10/2025), Ani menceritakan perjalanan panjang usaha keluarganya. Awalnya, sang ayah berjualan bakso keliling menggunakan gerobak di kawasan Danau Toba dan Citra, Samarinda. “Dulu Ayah jualannya keliling, tapi lama-lama banyak pelanggan yang datang langsung ke rumah untuk makan di tempat,” kisah Ani. Dari situ, warung sederhana pun dibuka di halaman rumah, menjadi cikal bakal Bakso Pradah yang dikenal hingga kini.

Setelah sang ayah wafat, tanggung jawab menjaga cita rasa bakso legendaris itu berpindah ke tangan Ani. Dalam mengelola usaha, ia mendapat dukungan penuh dari pamannya, Sutrisno, yang juga menjadi bagian penting dari sejarah berdirinya Bakso Pradah. “Pamanku dulu juga ikut membantu Ayah dari awal, jadi dia tahu betul bagaimana resep dan cara olahannya,” ujarnya.

Kini, usaha keluarga tersebut berkembang dengan dua lokasi berbeda satu dikelola Ani dan pamannya di kawasan Danau Toba, sementara cabang lainnya dikelola sang ibu di Panjaitan. Meski terpisah, keduanya tetap mempertahankan resep asli keluarga agar rasa bakso tetap konsisten di setiap mangkuk yang disajikan.

Dalam hal promosi, Bakso Pradah mengandalkan pendekatan sederhana namun efektif, yakni promosi dari mulut ke mulut. “Sebagian besar pelanggan kami adalah mereka yang sudah mengenal bakso ini sejak dulu,” kata Ani. Meski begitu, ia juga mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan media sosial dan layanan pesan antar daring untuk menjangkau pelanggan baru.

Menu andalan Bakso Pradah, seperti bakso telur dan bakso tetelan, tetap menjadi favorit karena cita rasa gurih khas daging sapi pilihan dan harga yang bersahabat. Bagi Ani, menjaga kualitas bahan adalah cara terbaik menghormati warisan sang ayah dan mempertahankan kepercayaan pelanggan.

Meski tantangan bisnis kuliner kian berat, Ani tetap optimistis. Ia bertekad membawa nama Bakso Pradah lebih dikenal di luar Samarinda. “Banyak pelanggan dari luar kota yang berharap kami bisa buka cabang di sana. Itu jadi motivasi buat saya untuk terus menjaga cita rasa ini,” ucapnya menutup wawancara. []

Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com