QUEENSLAND — Kejadian yang seharusnya menjadi simbol kemewahan justru berubah menjadi simbol kelengahan. Seekor buaya muda terekam berendam santai di kolam renang hotel bintang lima Sheraton Grand Mirage Resort, Port Douglas, Australia timur laut, tanpa satu pun tamu atau pengelola yang menyadari bahaya di depan mata.
Dalam video yang diunggah pengguna TikTok Lisa Keller, reptil itu terlihat berdiam di dasar kolam biru yang biasa menjadi tempat para tamu berjemur sambil menikmati koktail. “Saya tidak ingin membuat siapa pun khawatir, tetapi ada buaya di kolam renang Sheraton,” ujarnya dalam video, dikutip dari AFP, Minggu (19/10/2025). Ironisnya, para tamu tampak tetap bersantai di kursi pantai tanpa menunjukkan tanda-tanda panik seolah buaya menjadi bagian dari fasilitas resort.
“Tidak ada seorang pun yang peduli,” kata Keller sambil menyorot suasana tenang di sekitar kolam. Video itu dengan cepat viral, memunculkan pertanyaan tajam soal keamanan hotel yang mengusung label “resor mewah tepi laut paling aman di Queensland”.
Manajer hotel, Joseph Amerio, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan, buaya pertama kali terlihat pada Sabtu pagi (18/10/2025). “Kolam renang langsung kami tutup sampai petugas satwa liar dari negara bagian Queensland datang dan memindahkan buaya tersebut pada sore hari,” ujarnya. Amerio menegaskan, “Tidak ada tamu dan bayi buaya yang berada di kolam renang pada saat bersamaan.”
Pernyataan itu terdengar menenangkan, tetapi juga menyingkap kelalaian. Bagaimana seekor predator berukuran hampir dua meter bisa masuk ke kolam renang hotel berbintang tanpa ada satu pun petugas keamanan yang menyadarinya? Pertanyaan ini kini membayangi manajemen hotel yang selama ini menjual eksotisme tropis sebagai daya tarik wisata.
Australia utara memang dikenal sebagai habitat alami buaya air asin (Crocodylus porosus) yang dikenal agresif. Namun, fakta bahwa seekor buaya bisa menyelinap ke fasilitas wisata sekelas Sheraton, memperlihatkan lemahnya sistem pengamanan di wilayah wisata elite tersebut. Populasi buaya di Queensland dilaporkan mencapai lebih dari 100.000 ekor, tetapi insiden seperti ini menunjukkan bahwa batas antara “alam liar” dan “zona aman” wisatawan kini semakin kabur.
Kritik pun bermunculan. Warga lokal menilai otoritas pariwisata dan pengelola hotel terlalu mengandalkan reputasi, bukan kewaspadaan. Sebagian menyebutnya “simbol kemewahan yang kehilangan nalar keamanan”. Di sisi lain, pejabat lingkungan berdalih bahwa buaya tersebut kemungkinan terbawa arus dari kanal sekitar akibat naiknya permukaan air—alasan yang justru mempertegas ketidaksiapan hotel menghadapi risiko alam yang seharusnya sudah dipahami sejak lama.
Kasus ini menambah daftar panjang ironi pariwisata mewah Australia: alam liar dijual sebagai daya tarik, tetapi dibiarkan menjadi ancaman nyata. Jika buaya bisa berenang santai di kolam hotel tanpa gangguan, pertanyaannya bukan lagi bagaimana ia masuk, melainkan apa yang sedang dilakukan pengelola saat itu? []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan