Truk Semen Terbalik, 2 Tewas

BANTEN – Kecelakaan maut kembali terjadi di jalur rawan Munjul–Cikeusik, Kabupaten Pandeglang. Sebuah dump truck bermuatan semen terguling di Kampung Cigintung, Desa Gunungbatu, Kecamatan Munjul, pada Minggu (19/10/2025) pagi, menambah daftar panjang insiden lalu lintas akibat lemahnya pengawasan dan kondisi jalan yang minim keselamatan.

Kapolsek Munjul, Iptu Aep Wahyudin, mengatakan kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Dalam peristiwa itu, dua orang meninggal dunia di tempat dan tiga lainnya mengalami luka berat. “Meninggal dunia dua orang, tiga orang luka berat,” kata Aep kepada wartawan.

Truk dengan nomor polisi A-8102-KQ dikemudikan oleh Wendi, melaju dari arah Munjul menuju Cikeusik. Diduga, pengemudi kehilangan kendali saat melewati jalan menurun dan berbelok tajam hingga kendaraan terguling ke sisi kiri jalan. “Melaju dari arah Munjul menuju Cikeusik, setiba di TKP jalan turunan berbelok kendaraan hilang kendali yang mengakibatkan kendaraan terguling ke kiri jalan,” jelasnya.

Nahas, dua penumpang yang berada di bak belakang, Sulam dan Irpan, terhempas dan tertimpa tumpukan semen yang mereka bawa. Keduanya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. “Saat ditemukan di tumpukan semen sudah dalam keadaan meninggal dunia,” ucap Aep.

Korban luka berat langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat, sementara jenazah kedua korban dibawa ke rumah duka. Polisi kini tengah menyelidiki penyebab pasti kecelakaan, namun dugaan awal mengarah pada faktor kelalaian dan kondisi jalan yang tidak mendukung keselamatan pengemudi.

Sayangnya, insiden ini bukan pertama kali terjadi di ruas Munjul–Cikeusik. Warga sekitar menilai jalur tersebut kerap memakan korban akibat tanjakan curam dan tikungan tajam yang minim rambu peringatan. Selain itu, banyak sopir truk pengangkut material yang tetap melaju dengan muatan berlebih tanpa pengawasan berarti dari pihak berwenang.

Kasus ini kini ditangani Unit Laka Satlantas Polres Pandeglang. “Kejadian sudah ditangani Unit laka Satlantas Polres Pandeglang,” pungkas Aep.

Peristiwa ini kembali memunculkan kritik terhadap lemahnya standar keselamatan angkutan barang di jalur pedesaan. Pemerintah daerah dan aparat terkait dinilai lamban dalam memperbaiki kondisi infrastruktur serta menegakkan aturan tentang batas muatan kendaraan, padahal nyawa pengguna jalan terus menjadi taruhannya. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com