PALANGKA RAYA – Aksi percobaan pembakaran ruang kelas di SDN 14 Palangka, Jalan Mendawai I, Gang Paul Sueling, pada Senin (20/10/2025) pagi menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan di Ibu Kota Kalimantan Tengah. Peristiwa yang terjadi saat anak-anak baru bersiap mengikuti kegiatan belajar mengajar itu menimbulkan tanda tanya besar: siapa pelaku dan apa motif di balik aksi nekat ini?
Sekitar pukul 06.30 WIB, seorang guru yang lebih dulu datang ke sekolah terkejut saat melihat meja dan kursi di ruang kelas IV hangus terbakar sebagian. Asap tipis dan bau gosong masih tercium di udara. Suasana sekolah mendadak panik, apalagi kejadian itu berlangsung hanya beberapa menit sebelum para siswa tiba.
Polisi dari Pamapta II SPKT Polresta Palangka Raya bersama piket fungsi segera mendatangi lokasi. Kanit Pamapta, Ipda Ade Maulana, mengungkapkan bahwa tim langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab kebakaran dan mengamankan barang bukti.
“Petugas segera melakukan olah TKP, meminta keterangan para saksi, serta mengamankan sejumlah barang bukti berupa meja dan kursi bekas terbakar,” ujar Ade.
Dari hasil pemeriksaan awal, dugaan kuat mengarah pada percobaan pembakaran, karena api tidak sempat menjalar ke seluruh bangunan. Polisi memperkirakan kerugian material mencapai Rp 3,5 juta. Namun nilai kerugian bukanlah fokus utama yang lebih mengkhawatirkan adalah potensi ancaman terhadap keselamatan siswa dan guru di lingkungan sekolah dasar.
Peristiwa ini memperlihatkan betapa lemahnya sistem keamanan di sekolah-sekolah negeri yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak belajar. Tidak adanya petugas keamanan tetap, minimnya pengawasan malam hari, serta kondisi pagar dan penerangan yang buruk memperbesar risiko tindakan kriminal semacam ini.
Polresta Palangka Raya menyatakan telah menurunkan Unit Reskrim untuk menyelidiki lebih lanjut siapa dalang di balik aksi tersebut. “Polresta Palangka Raya mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi tindak kriminal dan segera melapor bila menemukan hal-hal mencurigakan di lingkungan sekitar,” pungkas Ade.
Namun, di balik imbauan itu, publik menunggu tindakan nyata. Percobaan pembakaran sekolah bukan perkara kecil, melainkan ancaman langsung terhadap masa depan anak-anak Palangka Raya. Kasus ini seharusnya menjadi alarm keras bagi Dinas Pendidikan dan aparat keamanan agar segera memperketat penjagaan, memperbaiki sistem pengawasan lingkungan sekolah, serta memastikan setiap lembaga pendidikan terlindungi dari ancaman kriminalitas.
Keamanan sekolah tak seharusnya baru diperhatikan setelah insiden terjadi. Karena ketika nyawa anak-anak menjadi taruhannya, penyesalan selalu datang terlambat. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan