KAPUAS HULU – Ancaman terhadap kawasan konservasi Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) kian nyata. Hanya berjarak sekitar 50 meter dari batas kawasan, kini terbentang lahan perkebunan sawit yang terus berkembang di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Kepala Balai Besar TNBKDS Kapuas Hulu, Sadtata Noor Adirahmanta, membenarkan hal tersebut.
“Jarak terdekat 50 meter dari batas kawasan Taman Nasional Danau Sentarum dan Betung Kerihun,” ujarnya kepada wartawwan, Selasa (21/10/2025).
Menurut Sadtata, area kebun sawit itu memang berada di luar kawasan taman nasional, tepatnya di lahan berstatus Areal Penggunaan Lain (APL), yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu.
Namun ia mengingatkan, jarak yang amat dekat itu berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap ekosistem taman nasional, terutama akibat aktivitas perkebunan yang intensif.
“Meskipun jarak dengan batas kawasan taman nasional cukup dekat, sehingga ada kemungkinan juga aktivitas perkebunan akan berdampak pada ekosistem kawasan TNBKDS,” ucapnya.
Sadtata menyoroti ancaman masuknya residu pupuk kimia ke kawasan taman nasional yang bisa merusak keseimbangan ekosistem alami.
“Hampir pasti penggunaan pupuk, termasuk pupuk kimia, akan masuk ke kawasan taman nasional, dan mengganggu keseimbangan ekosistem,” tegasnya.
Meski demikian, ia mengakui izin perkebunan tersebut secara hukum legal, karena berada di bawah kewenangan daerah.
“Namun demikian secara aturan, izin HGU tersebut legal karena diterbitkan oleh pemangku kewenangan yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu,” ujarnya.
Sadtata menambahkan, pihaknya membuka ruang dialog dengan perusahaan pemegang izin, agar mereka tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan sekitar taman nasional.
“BBTNBKDS Kapuas Hulu membuka ruang dialog ke pihak perusahaan, agar perusahaan juga ikut peduli terhadap dampak ke ekosistem,” katanya menegaskan.
Kedekatan aktivitas industri sawit dengan kawasan konservasi ini memperlihatkan betapa tipisnya batas antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan di Kapuas Hulu. Pemerintah daerah kini dituntut lebih tegas dalam menata ruang, agar ekspansi sawit tidak menelan benteng terakhir keanekaragaman hayati Kalimantan Barat. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan