JAWA TENGAH — Tabrakan keras antara Kereta Api (KA) Harina dan truk trailer di Jalan Kaligawe Raya, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, kembali menampar wajah sistem keselamatan transportasi Indonesia yang seolah tak kunjung belajar dari kecelakaan serupa.
Insiden yang terjadi Selasa, (21/10/2025), sekitar pukul 16.37 WIB ini terekam video warga dan viral di media sosial. Dalam rekaman amatir, terlihat bagaimana truk berwarna merah itu berhenti di tengah rel saat KA Harina relasi Bandung–Surabaya Pasarturi melaju cepat. Klakson panjang terdengar, namun benturan keras tak terelakkan. Ekor truk berputar hingga 180 derajat, menabrak salah satu gerbong di belakang lokomotif.
“Lokomotif dan kereta pembangkit KA Harina mengalami kerusakan,” kata Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, dalam keterangan resminya. Ia menambahkan bahwa masinis telah berulang kali membunyikan klakson sebelum tabrakan terjadi.
Namun pernyataan itu tak menutupi pertanyaan besar publik: mengapa truk bisa berhenti di atas rel di perlintasan sebidang yang disebut ‘terjaga’?
Fakta bahwa lokasi kejadian berada di JPL No. 5 Kaligawe, perlintasan resmi dengan penjaga, menimbulkan kritik keras terhadap pengawasan dan sistem komunikasi antarpetugas.
Sementara Kasubnit Gakkum I Satlantas Polrestabes Semarang, Iptu Novita Candra Pakili, memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sopir truk, Riyah (27), berhasil menyelamatkan diri setelah diperingatkan warga. “Supirnya tak suruh turun,” ujar Subhan, salah satu saksi di lokasi, menandakan bahwa kesigapan warga lebih cepat dari mekanisme pengamanan resmi.
Setelah tabrakan, KA Harina sempat berhenti total di lokasi. Kereta baru bisa ditarik menuju Stasiun Semarang Tawang pada pukul 18.10 WIB untuk pemeriksaan menyeluruh. Petugas mengganti lokomotif dan kereta pembangkit sebelum kereta kembali diberangkatkan pukul 20.08 WIB, dengan keterlambatan mencapai 218 menit.
“KAI menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas keterlambatan yang terjadi akibat insiden tersebut,” kata Franoto. Namun permohonan maaf serupa telah menjadi ritual tahunan tanpa perubahan berarti. Insiden seperti ini terus berulang di berbagai wilayah, dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, akibat minimnya perlintasan tidak sebidang dan lemahnya koordinasi antara KAI, pemerintah daerah, dan Dinas Perhubungan.
Truk akhirnya berhasil dievakuasi sekitar pukul 20.42 WIB, setelah arus lalu lintas di sekitar Jalan Kaligawe dialihkan selama lebih dari empat jam.
Kecelakaan ini bukan sekadar peristiwa viral di media sosial. Ia adalah cermin kegagalan sistemik negara dalam menegakkan keselamatan transportasi publik. Selama ribuan perlintasan sebidang masih dibiarkan tanpa sistem pengaman otomatis, nyawa manusia tetap dipertaruhkan di antara rel dan roda kendaraan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan