PONTIANAK – Malam yang seharusnya menjadi rutinitas biasa bagi Siti Ukhro (38) berubah menjadi petaka. Ibu lima anak itu meregang nyawa dalam kecelakaan di Jalan Ahmad Yani, tepat di depan SMK Negeri 5 Pontianak, Selasa (21/10/2025) malam.
Saat kejadian, Siti tengah mengantar pesanan kue dagangannya menuju Pasar Flamboyan. Niat mencari tambahan untuk kebutuhan keluarga justru berujung maut.
Suaminya, Muhammad Sai (43), masih tak percaya. Dengan suara bergetar, ia menceritakan malam terakhir kebersamaannya.
“Sehari-harinya dia ibu rumah tangga, jualan kue itu cuma sambilan. Waktu itu dia pergi ngantar kue ke Pasar Flamboyan seperti biasanya,” ucap Sai di rumahnya, Jalan Swadaya, Gang Terpadu, Desa Pal IX, Kecamatan Sungai Kakap, Kubu Raya, Rabu (22/10/2025).
Malam itu, sekitar pukul 22.00 WIB, Siti berpamitan seperti biasa. Namun hingga lewat tengah malam, ia tak kunjung kembali.
“Saya cari ke jalan, terus ke pasar, bolak-balik tapi nggak ketemu. Akhirnya saya ke Rumah Sakit Bhayangkara, rupanya benar, istri saya kecelakaan,” ujarnya lirih.
Tinggalkan Lima Anak, Si Bungsu Baru Setahun
Duka makin dalam ketika Sai menyadari Siti pergi untuk selamanya, meninggalkan lima anak. Anak sulung masih duduk di kelas tiga SMA, sementara si bungsu baru berusia satu tahun.
“Saya masih belum bisa percaya. Dia orangnya sabar, nggak pernah ngeluh. Selalu mikirin anak-anak,” kata Sai menunduk menahan tangis.
Meski terpukul, Sai berusaha ikhlas.
“Harapan saya, semoga ada itikad baik dari pihak penabrak untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang terbaik. Kalau memang niatnya baik, kami sekeluarga ikhlas,” tuturnya pelan.
Pihak Pelaku Minta Maaf dan Siap Bertanggung Jawab
Dari pihak pelaku, Rondi (45), ayah salah satu pengendara yang terlibat kecelakaan, menyampaikan permohonan maaf dan janji tanggung jawab.
“Alhamdulillah saya menghadiri pihak dari musibah. Alhamdulillah, ibaratnya menanggapi dengan baik dan dia pun meminta damai, tapi dengan satu syarat, saya bertanggung jawab atas musibah ini,” ujar Rondi saat ditemui di rumah duka.
Rondi mengaku baru mengetahui peristiwa itu beberapa jam setelah kejadian dari pihak kepolisian.
“Jadi selama ada sekitaran beberapa jam saya baru dapat informasi dari kepolisian, baru saya mengunjungi rumah korban ini. Kebetulan sampai sini korban sudah dimakamkan, jadi tidak ketemu, lalu saya menyalami tuan rumah ataupun pihak korban,” jelasnya.
Dua orang dari pihak pelaku dilaporkan mengalami luka-luka, termasuk anak Rondi. Ia memastikan seluruh biaya pengobatan menjadi tanggung jawabnya.
“Keadaan anak saya luka, hanya saja saya yang menanggung. Rekan satunya juga luka, gimana caranya saya sendiri yang nanggung,” ungkapnya.
Rondi berharap musibah ini bisa diselesaikan dengan damai tanpa memperpanjang luka kedua keluarga.
“Yang penting sama-sama tahu. Harapan saya itu aja: damai, tidak ada istilah tuntut-tuntutan atau lainnya,” ucapnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, ia juga berkomitmen menghadiri acara 40 hari wafatnya korban.
“Saya bilang, selama 40 hari memang saya tanggung jawab terus. Keduanya nanti saya suruh ke rumah untuk acara 40 harinya, saya suruh ambil kambing. Itu saja pihak dari saya,” tutupnya.
Potret Gelap Jalan Malam dan Buramnya Keselamatan
Kecelakaan yang menimpa Siti Ukhro menambah daftar panjang tragedi lalu lintas di Kalimantan Barat. Berdasarkan data 2025, tercatat 1.339 kasus kecelakaan dengan 427 korban meninggal dunia. Tiga daerah disebut paling mendominasi angka korban jiwa.
Tragedi di Jalan Ahmad Yani ini seolah menjadi pengingat betapa rapuhnya keselamatan di jalan raya. Terlebih bagi warga kecil yang terpaksa berjuang di tengah malam demi sesuap rezeki. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan