KUTAI KARTANEGARA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) meminta agar penanganan longsoran akses jalan menuju pusat Kecamatan Muara Muntai, tepatnya di Dusun Kuyung, dapat ditangani secepatnya.
Permintaan tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Kukar H. Rudiansyah saat melakukan monitoring ke daerah tersebut bersama Ketua DPRD Kukar Salehudin, S.Sos, S.Fil, Kamis (23/7). Rudiansyah meminta kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar segera turun langsung ke lokasi untuk melihat kondisi jalan tersebut.
“Hal ini harus ditindak cepat, tidak bisa ditunda karena ini kondisi darurat. Bagi warga yang melintas diharapkan hati-hati dan jangan berboncengan ketika melintas,” ucap Rudiansyah.
Untuk kendaraan roda empat dipastikan tidak bisa melintas. Sementara ini warga Muara Muntai hanya bisa mengunakan jasa angkutan melalui jalur sungai. Kendaraan roda empat baik mobil pribadi dan truk pengangkut sembilan bahan pokok hanya bisa parkir di jalan sebelum akses jalan yang terkena longsor.
Sementara Salehuddin mengungkapkan, pihaknya juga segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar atas masalah tersebut. “Kita menunggu bagaimana analisa tim teknis terkait persoalan ini. BPBD, Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, red), dan PU (Pekerjaan Umum, red) harus segera koordinasi bagaimana upaya yang terbaik. Yang pasti sudah tidak mungkin membangun jalan ataupun memperbaiki jalan yang longsor ini, karena dipastikan akan longsor lagi di kemudian hari karena tanahnya labil,” ungkap Salehuddin.
Muara Muntai, tambah Rudiansyah, terancam terisolir jika tidak dicarikan jalur alternatif. Panjang jalan yang longsor sekitar 50 meter dan hingga saat ini belum ada solusi.
“Jika membangun jalan darat dan jalur melintas Mahakam sama cost-nya yang dikeluarkan lebih baik kita usulkan membangun jalur yang langsung melintas Mahakam saja karena bisa sekalian menghubungkan ke akses jalan Muara Wis,” timpal Rudi.
Sementara Camat Muara Muntai, H. Anjar Asmara saat mendampingi para pejabat anggota dewan tersebut mengungkapkan bahwa longsoran jalan sebenarnya sudah terjadi sejak lama, pada Minggu 19 Juli. “Longsornya sejak Minggu, 19 Juli lalu,” kata Anjar Asmara.
Beberapa hari sebelumnya, Anggota Komisi II DPRD Kukar Sarpin mengatakan, pemerintah kecamatan Muara Muntai telah mengakomodasi usulan pembangunan jalan alternatif ke dalam Musyarawah Rencana Pembangunan (Musrembang) tahun 2015. Selain menghembat anggaran, usulan jalan baru tersebut juga terletak jauh dari tepi sungai sehingga terhindar ancaman abrasi.
“Jalan itu tidak bisa dilanjutkan lagi, terlalu banyak memerlukan dana. Jalan tersebut terlalu di tepi sungai dan dalam peren-canaannya harus menggunakan turap beton sepanjang 4 kilomter. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air harus mengkaji kembali kelayakannya,” beber Sarpin.
Pembangunan jalan baru sepanjang 12 kilometer itu, kata dia, jika dikabulkan, pemerintah bisa menghembat anggaran ratusan miliar, karena lokasi jalan dari Kelupak menuju Kayu Batu hanya berjarak 5 kilometer. Pemerintah juga tidak perlu melakukan turap karena lokasinya jauh dari sungai.
Sarpin menjelaskan, pada longsoran jalan sepanjang 100 meter itu berdekatan dengan lokasi longsor yang sebelumnya pernah terjadi. Longsor ini sama sekali tidak bisa dilewati mobil. “Pemerintah juga kami minta agar memperhatikan warga Muara Muntai. Saat lebaran kemarin, ada 400-an mobil terpaksa di parkir di kawasan Oloy karena lokasi longsor sama sekali tidak bisa dilewati,” ucap Sarpin. [] Advetorial