Lengah Awasi Lansia, Hutan Telan Nyawa?

SAMBAS – Misteri hilangnya seorang perempuan lanjut usia di Dusun Segarau, Desa Gapura, Kecamatan Sambas, Kalimantan Barat, masih menyisakan tanda tanya besar. Nuraya (69), yang dikenal warga sebagai sosok ramah namun sudah pikun, dilaporkan menghilang dari rumah anaknya sejak Rabu (22/10/2025) dini hari. Hingga Sabtu (25/10/2025), upaya pencarian belum juga membuahkan hasil.

Sudah tiga hari warga bersama tim SAR Sintete menyisir area hutan di belakang rumah korban. Medan yang rimbun dan minim penerangan membuat pencarian berlangsung penuh kehati-hatian.

Komandan Pos SAR Sintete, Zulhijah, mengatakan operasi pencarian dilakukan setelah menerima laporan resmi dari Kepala Desa Gapura.

“Kami terima informasi dari Pak Kades Gapura, Bapak Arwan, bahwa telah hilang seorang ibu, usia 69 tahun,” ujar Zulhijah, Jumat (24/10/2025).

Ia menjelaskan, korban bernama Nuraya, warga Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas, yang sementara waktu tinggal bersama anaknya di Dusun Segarau. Pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, sang anak menyadari ibunya sudah tidak ada di kamar.

“Pada hari Rabu, sekitar pukul 03.00 dini hari, anak korban tidak melihat orang tuanya lagi di kamar,” ungkap Zulhijah.

Dari hasil pemeriksaan di lokasi, jendela kamar tempat korban tidur ditemukan dalam keadaan terbuka. Jendela itu menghadap langsung ke arah hutan belakang rumah.

“Dan jendela kamar terbuka, jendela mengarah ke arah hutan. Sampai saat ini masyarakat setempat sudah berusaha melakukan pencarian dengan hasil korban belum ditemukan,” katanya.

Menurut Zulhijah, korban diketahui mengalami pikun, sehingga ada dugaan kuat ia tersesat di area hutan.

“Keterangan dari keluarga korban, bahwa korban ini sudah pikun,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Gapura, Arwan, membenarkan laporan kehilangan tersebut. Ia menyebut pencarian dilakukan secara gotong royong oleh warga bersama Tim SAR.

“Iya benar, korban Nuraya kami laporkan hilang, sudah tiga hari sejak Rabu. Saat ini kami warga dan Tim SAR masih melakukan pencarian,” ujarnya.

Dari keterangan keluarga, korban tinggal bersama empat orang anaknya di rumah tersebut. Hilangnya korban diketahui ketika salah satu anaknya tidak melihat sang ibu di kamarnya sekitar pukul 03.00 dini hari.

“Jam 3 dini hari sudah tidak ada di kamar, menghilang, dia di rumah itu tinggal bersama empat orang,” kata Arwan.

Yang mengejutkan, Arwan mengungkapkan bahwa peristiwa seperti ini bukan kali pertama terjadi.

“Sudah kerap hilang, sekitar empat kali dia menghilang, tapi hanya sebentar dapat ditemukan,” ujarnya.

Kini, pencarian terus diperluas hingga ke dalam hutan, sementara warga berharap Nenek Nuraya dapat ditemukan dalam keadaan selamat.

“Masih dilakukan pencarian dengan memperluas area. Biasanya keluarganya sendiri yang menemukan, tapi tidak terlalu lama. Ini sudah keempat kali. Pencarian difokuskan ke arah hutan,” tuturnya.

Hilangnya Nenek Nuraya menyentil kembali pentingnya perhatian terhadap lansia di pedesaan yang hidup tanpa pengawasan intensif. Kondisi pikun dan keterbatasan fisik sering kali tak diimbangi sistem perlindungan sosial yang memadai. Kasus seperti ini menjadi pengingat bahwa kepedulian warga dan pemerintah desa terhadap kelompok rentan harus terus diperkuat. []

Fajar Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com