Bos Konter Nekat Bobol Mal Rp600 Juta

JAKARTA — Ironi dunia usaha kecil kembali terungkap. Seorang pemilik konter ponsel di Ciracas, Jakarta Timur, berinisial PS, nekat membobol toko gawai di sebuah mal di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, demi “memodali usaha” miliknya. Bukan karena ide bisnisnya gagal, tapi karena memilih jalan pintas yang justru menjerumuskannya ke jeruji besi.

“Pencurian ini dilakukan pelaku untuk memodali usaha konter handphone miliknya,” ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardi dalam keterangannya, Sabtu (25/10/2025). Aksi PS dilakukan pada Sabtu (27/09/2025) malam, saat mal sudah tutup. Modusnya sederhana, tetapi menunjukkan keberanian yang ekstrem. PS memanfaatkan waktu lengang sekitar pukul 21.51 WIB, mengenakan jaket putih, tas besar, dan topi untuk menutupi identitas.

“Pelaku masuk dengan membobol paksa kunci keamanan toko,” ungkap Ressa. Ia tidak mengambil barang yang terpajang di etalase, melainkan langsung menuju ruang penyimpanan utama. “Pelaku sempat kesulitan membuka lemari penyimpanan ponsel. Tapi tetap berhasil juga dia,” lanjutnya.

Setelah berhasil membuka lemari, PS memasukkan 48 ponsel baru dari berbagai merek ke dalam tas besar yang telah disiapkan. Kerugian ditaksir mencapai Rp600 juta. “Kerugian ditaksir Rp600 juta,” kata Ressa. Ia bahkan tidak menutup kembali lemari penyimpanan dan meninggalkan lokasi begitu saja seolah yakin tidak akan terlacak.

Namun, keberanian itu tidak berlangsung lama. Rekaman CCTV menjadi saksi bisu sekaligus alat bukti penting yang membuat langkah PS terhenti. Polisi berhasil melacak dan menangkapnya saat sedang menjual sebagian hasil curiannya di sebuah mal di Kabupaten Tangerang pada 16 Oktober 2025. “Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap pelaku saat sedang menjual handphone curian di sebuah mal kawasan Kabupaten Tangerang,” jelas Ressa.

PS sempat berkelit saat ditangkap. Namun, polisi kemudian membawanya ke konter ponsel miliknya di Ciracas. Di sana, kebohongan PS terbongkar. “Pelaku tak bisa mengelak ketika polisi menemukan barang bukti berupa ponsel hasil curian di konter miliknya,” ujar Ressa. Dari hasil penyelidikan, ternyata PS pernah melakukan pembobolan toko ponsel lain dengan modus serupa.

Kisah PS menjadi potret nyata bahwa tekanan ekonomi dan obsesi membuka usaha bisa berujung pada penyimpangan moral. Di satu sisi, ada semangat berwirausaha; di sisi lain, ada cara kotor yang melanggar hukum. Fenomena ini menyoroti lemahnya pengawasan terhadap peredaran barang curian di pasar gawai dan lemahnya deteksi dini terhadap pelaku yang memanfaatkan bisnis kecil sebagai kedok kejahatan.

Pertanyaan publik pun muncul: bagaimana bisa seseorang yang mengelola konter ponsel di ibu kota, dengan jaringan usaha aktif, justru memilih jalan kriminal untuk memperbesar modal? Kasus PS menjadi pengingat bahwa mental “asal cuan” tanpa integritas hanya menjadikan dunia usaha sebagai ruang bagi kriminalitas berbalut wirausaha. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com