JAWA TIMUR – Badan Gizi Nasional (BGN) memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menekankan pentingnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Langkah ini dilakukan untuk mencegah potensi terjadinya keracunan akibat kelalaian dalam pengolahan bahan makanan.
Wakil Kepala BGN, Sony Sanjaya, menjelaskan di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (26/10/2025), bahwa pengawasan ketat perlu dilakukan mulai dari proses pengolahan hingga pendistribusian menu MBG. Ia menekankan, salah satu hal penting dalam SOP adalah penggunaan air galon untuk memasak. “Salah satu SOP yang perlu diterapkan adalah penggunaan air galon untuk memasak menu MBG,” ujarnya.
Selain itu, Sony menegaskan pentingnya menjaga kebersihan wadah makanan atau food tray yang digunakan dalam penyajian. Setiap wadah yang telah dipakai harus segera dicuci bersih dan disterilisasi sebelum digunakan kembali. “Biasanya yang digunakan adalah oven pemanas,” katanya. Langkah sterilisasi ini dinilai krusial untuk memastikan tidak ada sisa kontaminan yang dapat membahayakan kesehatan penerima manfaat.
BGN juga menggandeng International Chef Association guna memperkuat kemampuan para petugas dapur MBG. Kolaborasi ini memungkinkan pendampingan langsung dari para juru masak profesional bagi SPPG yang baru beroperasi kurang dari dua bulan. “Asosiasi juru masak akan menerjunkan chef untuk meningkatkan kapasitas petugas SPPG dalam mengolah makanan dengan mengedepankan aspek kebersihan dan kesehatan,” terang Sony.
Di sisi lain, evaluasi harian terus dilakukan untuk memastikan setiap SPPG menjalankan operasional sesuai ketentuan. Pemeriksaan mencakup kualitas bahan baku, proses pengolahan, penyajian, serta ketepatan waktu distribusi paket MBG. “BGN juga terus melakukan evaluasi setiap harinya untuk membenahi tata kelola di setiap SPPG, sehingga tidak ada lagi kasus keracunan,” tegasnya.
Sony menambahkan, jika ditemukan pelanggaran atau laporan adanya menu MBG yang menyebabkan keracunan, BGN tidak segan menutup sementara SPPG tersebut untuk penyelidikan lebih lanjut. “Ada security food, fungsinya adalah untuk mengecek barangkali ada kandungan bakteri atau apa,” tuturnya.
Langkah tegas ini menunjukkan komitmen BGN dalam menjaga keamanan pangan dan memastikan masyarakat penerima manfaat program MBG memperoleh makanan yang sehat, higienis, dan aman dikonsumsi.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan