Kotak Amal Jadi Sasaran, Nurani Hilang di Masjid Nurul Alif

KOTAWARINGIN TIMUR – Aksi pencurian kotak amal di Masjid Nurul Alif, Jalan Haji Imran, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, kembali membuka mata tentang ironi sosial di tengah masyarakat. Di saat tempat ibadah seharusnya menjadi ruang suci dan aman, ulah pelaku nekat pada Senin (27/10/2025) malam justru menunjukkan betapa rapuhnya nilai moral sebagian warga.

Pelaku yang datang mengendarai sepeda motor bebek itu ditangkap warga setelah tertangkap basah berusaha membawa uang hasil curian. Kejadian berlangsung sekitar pukul 20.00 WIB, saat masjid sedang dalam tahap renovasi. Celah pintu utama yang belum terpasang dimanfaatkan pelaku untuk masuk dengan mudah.

“Pintu masjid memang belum terpasang karena renovasi, jadi pelaku bisa masuk dengan mudah,” ungkap Ketua RT 30, Zulkipli, Selasa (28/10/2025).

Kecurigaan pertama muncul dari Imam Masjid, Ustaz Hasan, yang memantau aktivitas di masjid melalui CCTV di rumahnya. Ia melihat gerak-gerik pelaku yang mencurigakan dan langsung menuju lokasi. Saat tiba di masjid, pelaku sedang mencongkel kotak amal. Warga pun segera berdatangan dan menangkap pelaku sebelum sempat melarikan diri.

“Melihat pelaku di monitor CCTV, kami segera ke lokasi dan berhasil mengamankan pelaku. Setelah itu langsung diserahkan ke Polsek untuk proses pembinaan,” kata Zulkipli.

Dari hasil pemeriksaan, pelaku sempat mengambil uang sekitar Rp70 ribu dan menyembunyikannya di simpul sarung yang dikenakannya. Uang tersebut berhasil disita kembali, dan pelaku kini diamankan pihak kepolisian.

Namun, di balik keberhasilan warga menggagalkan aksi itu, muncul pertanyaan besar: sampai kapan masjid akan terus menjadi sasaran empuk bagi pencuri? Ini bukan kali pertama Masjid Nurul Alif menjadi korban kejahatan. Sebelumnya, warga juga sempat menggagalkan pencurian mixer sound system.

“Sudah beberapa kali terjadi. Sebelumnya mixer sound system hampir dicuri, tapi pelakunya berbeda,” tambah Zulkipli.

Fenomena pencurian kotak amal yang berulang kali terjadi seolah mencerminkan tekanan sosial dan ekonomi yang belum tertangani dengan baik. Sejumlah pihak, termasuk tokoh agama, mendesak pemerintah untuk memperhatikan akar persoalan di balik tindakan nekat seperti ini.

Kepala Kemenag Kotim sebelumnya bahkan menyoroti maraknya pencurian di rumah ibadah dan meminta pemerintah daerah memperbanyak lapangan kerja agar warga tidak terjerumus ke jalan yang salah. Ironi ini menjadi tamparan keras bagi masyarakat dan pemerintah bahwa keimanan tidak bisa hanya diukur dari megahnya masjid, melainkan juga dari kejujuran dan kesejahteraan umat yang memakmurkannya. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com