SAMARINDA – Siapa sangka usaha kue pia rumahan yang dimulai dari satu outlet kecil di Jalan Biawan, Samarinda, kini mampu berkembang pesat dan memproduksi hingga 40 kilogram tepung per hari. Adalah Benny Eko Suwarno, pemilik usaha pia “Nazwa”. Ia memulai bisnis kulinernya pada 29 September 2014 dengan modal sederhana dan resep dari keluarga.
Berawal dari keinginan menambah penghasilan keluarga dan memanfaatkan resep tradisional dari tantenya, Benny memutuskan membuka usaha kuliner dengan cita rasa khas. Pia Nazwa yang awalnya hanya menawarkan satu varian rasa kini berkembang menjadi sembilan varian dan memiliki tiga outlet di Samarinda.
Menurut Benny, usaha pia miliknya bermula dari resep keluarga yang diberikan oleh sang tante. Melalui inovasi resep dan pengembangan rasa, Benny berhasil menarik pelanggan hingga meningkatkan produksi setiap tahun.
“Resep dasarnya dari tante, tapi kami kembangkan sendiri. Awalnya coba-coba di rumah sampai akhirnya menemukan rasa yang pas,” ujar Benny kepada media ini saat ditemui di kediamannya di Samarinda, Senin (27/10/2025).
Pada awal berdirinya, outlet pertama dikelola langsung oleh istrinya selama satu tahun sebelum akhirnya pindah lokasi karena tempat lama digunakan oleh pemilik untuk renovasi. Setelah berpindah ke seberang jalan, usaha tersebut terus bertahan dan menjadi outlet utama hingga kini. Sekitar empat hingga lima tahun kemudian, Benny membuka outlet kedua di Jalan Ulin, di samping area pemakaman, dan outlet ketiga di Jalan Kadrie Onieng, dekat pom bensin.
“Pertama kali waktu jualan itu yang jaga masih istriku sendiri terus selama 1 tahun jualan di situ, tempatnya diambil sama yang punya karena mau dibangun, baru saya pindah pas seberang jalan masih di Biawan juga sampai sekarang outlet pertama di Jalan Biawan,” kata Benny.
Kini, pia produksi Benny hadir dalam sembilan varian rasa, antara lain kacang, keju, cokelat, cokelat susu, keju susu, susu, pandan, pisang keju, dan pisang cokelat. Harga per biji dibanderol Rp3.000, sementara varian pia pisang dijual seharga Rp5.000.
Benny menambahkan, produksi pia Nazwa cukup tinggi, terutama saat momen besar seperti Maulid Nabi, Natal, Tahun Baru, dan Hari Kemerdekaan. Dalam kondisi ramai, Benny bisa menghabiskan hingga 50 kilogram tepung per hari, setara dua karung masing-masing 25 kilogram.
“Kalau hari biasa sekitar 40 kilo dalam satu hari, tapi saat momen besar bisa sampai 50 kilo, karena banyak pesanan dan untuk outlet buka dari pukul 09.00 hingga pukul 18.00 Wita,” tutup pria lulusan Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda ini.
– Siapa sangka usaha kue pia rumahan yang dimulai dari satu outlet kecil di Jalan Biawan, Samarinda, kini mampu berkembang pesat dan memproduksi hingga 40 kilogram tepung per hari. Adalah Benny Eko Suwarno, pemilik usaha pia “Nazwa”. Ia memulai bisnis kulinernya pada 29 September 2014 dengan modal sederhana dan resep dari keluarga.
Berawal dari keinginan menambah penghasilan keluarga dan memanfaatkan resep tradisional dari tantenya, Benny memutuskan membuka usaha kuliner dengan cita rasa khas. Pia Nazwa yang awalnya hanya menawarkan satu varian rasa kini berkembang menjadi sembilan varian dan memiliki tiga outlet di Samarinda.
Menurut Benny, usaha pia miliknya bermula dari resep keluarga yang diberikan oleh sang tante. Melalui inovasi resep dan pengembangan rasa, Benny berhasil menarik pelanggan hingga meningkatkan produksi setiap tahun.
“Resep dasarnya dari tante, tapi kami kembangkan sendiri. Awalnya coba-coba di rumah sampai akhirnya menemukan rasa yang pas,” ujar Benny kepada media ini saat ditemui di kediamannya di Samarinda, Senin (27/10/2025).
Pada awal berdirinya, outlet pertama dikelola langsung oleh istrinya selama satu tahun sebelum akhirnya pindah lokasi karena tempat lama digunakan oleh pemilik untuk renovasi. Setelah berpindah ke seberang jalan, usaha tersebut terus bertahan dan menjadi outlet utama hingga kini. Sekitar empat hingga lima tahun kemudian, Benny membuka outlet kedua di Jalan Ulin, di samping area pemakaman, dan outlet ketiga di Jalan Kadrie Onieng, dekat pom bensin.
“Pertama kali waktu jualan itu yang jaga masih istriku sendiri terus selama 1 tahun jualan di situ, tempatnya diambil sama yang punya karena mau dibangun, baru saya pindah pas seberang jalan masih di Biawan juga sampai sekarang outlet pertama di Jalan Biawan,” kata Benny.
Kini, pia produksi Benny hadir dalam sembilan varian rasa, antara lain kacang, keju, cokelat, cokelat susu, keju susu, susu, pandan, pisang keju, dan pisang cokelat. Harga per biji dibanderol Rp3.000, sementara varian pia pisang dijual seharga Rp5.000.
Benny menambahkan, produksi pia Nazwa cukup tinggi, terutama saat momen besar seperti Maulid Nabi, Natal, Tahun Baru, dan Hari Kemerdekaan. Dalam kondisi ramai, Benny bisa menghabiskan hingga 50 kilogram tepung per hari, setara dua karung masing-masing 25 kilogram.
“Kalau hari biasa sekitar 40 kilo dalam satu hari, tapi saat momen besar bisa sampai 50 kilo, karena banyak pesanan dan untuk outlet buka dari pukul 09.00 hingga pukul 18.00 Wita,” tutup pria lulusan Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda ini. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Raidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan