Jalan Gelap, Nyawa Kakek Melayang di Parit!

BANJARBARU —  Malam di kawasan Jalan Ahmad Yani Kilometer 18, Kelurahan Landasan Ulin Barat, Kecamatan Lianganggang, Kota Banjarbaru, berubah mencekam pada Selasa (28/10/2025). Warga dikejutkan oleh penemuan jasad seorang pria lanjut usia yang tergeletak di dalam parit pinggir jalan.

Belakangan diketahui, korban bernama Muslih (70), warga Desa Mandarahan, Kecamatan Rantau, Kabupaten Tapin. Pria sepuh itu ditemukan sudah tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan.

Kapolres Banjarbaru AKBP Pius X Febry Aceng Loda, melalui Kasi Humas Ipda Kardi Gunadi, menjelaskan bahwa jasad Muslih pertama kali terlihat oleh pengendara motor sekitar pukul 23.00 Wita.

“Saksi yang melintas di depan PT Sucofindo (Persero) memberi tahu petugas keamanan yang berjaga malam bahwa ada seseorang tercebur di parit dekat lokasi,” ujar Kardi.

Saksi sempat melihat korban dalam kondisi kejang-kejang, lalu memanggil relawan. Namun, saat diperiksa, korban sudah tidak bergerak. “Saat diperiksa korban sudah tidak bergerak dan meninggal dunia,” kata Kardi.

Begitu laporan diterima, petugas kepolisian segera menuju lokasi untuk melakukan olah TKP dan identifikasi. Dari hasil pemeriksaan awal, posisi korban ditemukan menelungkup ke kanan, dengan wajah sebagian tertimbun lumpur.

Di tangan kiri korban tergenggam kresek hitam berisi nasi bungkus, sementara di tangan kanan terikat tas kecil berwarna hitam yang berisi pakaian dan bahan sembako seperti teh, kopi, dan gula.

Hasil visum dokter menunjukkan adanya luka robek di bagian kanan kepala korban, tanpa tanda kekerasan lain. Polisi menduga korban jatuh ke parit akibat terserempet kendaraan.

Kecurigaan itu diperkuat oleh keterangan keluarga. “Pendengaran korban sudah tidak baik dan penglihatannya pun mulai rabun,” ungkap Kardi menyampaikan pernyataan keluarga.

Adik korban menuturkan, dalam setahun terakhir, Muslih sudah empat kali mengalami kecelakaan di jalan raya. Kali ini, nasib berkata lain.

Pihak keluarga menyatakan menerima dengan ikhlas dan menolak autopsi. “Keluarga korban menerima dengan ikhlas dan menolak untuk dilakukan autopsi dengan membuat surat pernyataan,” pungkas Kardi.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi banyak pihak tentang pentingnya keselamatan pejalan kaki, terutama lansia, di tengah padatnya arus lalu lintas jalur lintas Kalimantan yang minim penerangan malam hari. []

Fajar Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com