Gagal Sajikan Makanan Layak, Vendor Sekolah Disorot!

KOTAWARINGIN TIMUR – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bergerak cepat setelah beredarnya video viral tentang makanan belum matang yang disajikan kepada siswa di Sekolah Rakyat Kotim. Wakil Bupati Kotim, Irawati, turun langsung meninjau sekolah dan memimpin evaluasi terhadap pengelolaan makanan bagi para siswa.

“Kami dari pemerintah daerah langsung turun melakukan evaluasi. Kami kumpulkan kepala sekolah, guru, pamong, wali asuh, wali asrama, termasuk vendor penyedia makanan,” ujar Irawati, Rabu (30/10/2025).

Langkah cepat ini dilakukan menyusul sorotan publik terhadap manajemen katering sekolah yang dinilai lalai dalam proses pengolahan makanan. Irawati menegaskan, kejadian itu merupakan kelalaian pihak vendor, bukan pihak sekolah.

“Setiap kelalaian yang dilakukan langsung diganti oleh vendor. Pengawasan tetap berjalan, jadi kami fokus mengevaluasi agar kualitasnya meningkat,” tegasnya.

Ia juga menegaskan, Pemkab Kotim tidak ingin insiden serupa memperburuk citra sekolah yang saat ini tengah menjadi perhatian hingga tingkat nasional.

“Kita tidak ingin masalah kecil jadi besar di luar sana. Apalagi berita ini sudah sampai ke tingkat nasional,” katanya.

Menurut Irawati, Sekolah Rakyat Kotim diharapkan bisa menjadi percontohan di Kalimantan Tengah, sesuai tantangan yang diberikan Kementerian Sosial (Kemensos).

“Saya sudah sampaikan di Kemensos, saya ditantang agar Sekolah Rakyat Kotim bisa jadi yang terbaik di Kalimantan Tengah. Ini bukan hal mudah, tapi menjadi motivasi besar bagi kita semua,” ujarnya.

Namun, Irawati mengakui tantangan yang dihadapi Kotim cukup berat, terutama karena angka kemiskinan yang masih tinggi dibanding daerah lain di Kalteng.

“Justru karena itulah, Sekolah Rakyat di Kotim ini harus bisa menunjukkan kualitas dan pengelolaan terbaik. Ini tantangan luar biasa,” jelasnya.

Soal kualitas makanan, Irawati menilai secara umum sudah memenuhi standar gizi. Menurutnya, biaya makan siswa SD sebesar Rp13.000 per porsi dan SMA Rp15.000 per porsi tergolong ideal.

“Secara umum sudah bagus. Mereka juga berinovasi dalam menu. Hanya saja kemarin ada kelalaian di tahap pengolahan,” terangnya.

Ia menambahkan, dari sisi penyajian, makanan sudah dinilai higienis dan tertata rapi.

“Untuk penyajian ke siswa sudah bagus, yang perlu diperhatikan hanya saat proses memasaknya agar matang sempurna,” ujarnya.

Selain menyoroti aspek konsumsi, Irawati juga meninjau proses belajar-mengajar di sekolah tersebut. Ia mengaku puas melihat antusiasme siswa.

“Alhamdulillah, dari pantauan saya, kegiatan belajar berjalan baik. Anak-anak juga merasa aman dan nyaman di sekolah,” katanya.

Meski demikian, Pemkab menegaskan bahwa pengawasan tidak boleh kendor. Evaluasi yang dilakukan diharapkan menjadi titik balik bagi Sekolah Rakyat Kotim untuk memperbaiki manajemen serta memperkuat kerja sama antara guru, pamong, dan vendor makanan.

“Intinya kita sama-sama menjaga nama baik Sekolah Rakyat. Kita ingin sekolah ini terus berkembang dan menjadi kebanggaan Kabupaten Kotim,” pungkasnya. []

Fajar Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com