NUSA TENGGARA BARAT – Sebanyak 71 santri dan siswa di Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB), mendadak tumbang diduga akibat keracunan setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Akibat insiden ini, dapur penyedia MBG ditutup sementara waktu.
Kepala Sub Bagian Humas Polres KSB, IPTU Ardiyatmaja, membenarkan peristiwa tersebut. “Benar. Ada laporan dugaan keracunan setelah menyantap MBG yang terjadi pada Jumat (31/10/2025) di Pondok Pesantren Himatul Ummah dan SMPN 4 Brang Rea,” ujarnya, Senin (03/11/2025).
Kasus ini terungkap setelah para santri dan siswa mulai merasakan gejala mual dan muntah tak lama setelah menyantap makanan MBG pada Kamis (30/10/2025). Berdasarkan laporan Kapolsek Brang Rea, IPTU I Wayan Deny Suprapto, gejala tersebut semakin parah pada Jumat (31/10/2025) hingga membuat puluhan anak harus mendapat perawatan.
Ardiyatmaja menegaskan bahwa polisi langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan. “Kami melakukan pemeriksaan terhadap santri, siswa, serta pihak SPPG di Kecamatan Brang Rea, pimpinan Pondok Pesantren Himatul Ummah, dan Kepala SMPN 4 Brang Rea,” katanya.
Sebagai langkah pencegahan, kepolisian mengeluarkan rekomendasi untuk menghentikan sementara kegiatan penyaluran MBG yang dikelola Dapur UD NE. “Rekomendasi itu di antaranya adalah menghentikan sementara penyaluran MBG oleh Dapur UD NE mulai 1 November 2025, hingga waktu yang belum ditentukan,” jelasnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan KSB telah mengambil sampel makanan MBG dari dapur UD NE untuk diuji di laboratorium rumah sakit provinsi. Hasil uji laboratorium ini diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti dari dugaan keracunan massal tersebut.
Data di lapangan menunjukkan, di SMPN 4 Brang Rea terdapat 14 siswa yang mengalami mual dan muntah. Tujuh orang di antaranya harus dirawat di Puskesmas Brang Rea, sedangkan tujuh lainnya dirawat di rumah. Sementara di Pondok Pesantren Himatul Ummah, 57 santri mengalami gejala serupa, dengan 37 orang dirawat di puskesmas dan 20 lainnya ditangani langsung di pondok.
Kasus ini menambah daftar panjang insiden dugaan keracunan massal yang melibatkan program makanan bergizi gratis di berbagai daerah. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan