KATINGAN — Usai menggelar operasi besar-besaran di kawasan Kompleks Ponton, Palangka Raya, Gerakan Dayak Anti Narkoba (GDAN) tak berhenti hanya pada penindakan. Sekretaris Jenderal GDAN, Ari Yunus, menegaskan gerakan mereka kini masuk ke tahap lanjutan yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
“Sesudah operasi di kawasan Ponton semalam, kami langsung merapikan seluruh bukti temuan dan keterangan lapangan untuk diserahkan melalui jalur koordinasi dengan lembaga adat,” ujar Ari, Sabtu (08/11/2025).
Menurutnya, GDAN sudah menyiapkan tiga langkah awal untuk menindaklanjuti operasi tersebut. Pertama, GDAN akan menggelar rapat koordinasi bersama lembaga adat guna memperkuat kolaborasi antara tokoh adat, aparat, dan masyarakat dalam perang melawan narkoba.
Langkah kedua, mereka akan melanjutkan program edukasi di kawasan rawan narkoba, khususnya di wilayah Ponton yang dikenal sebagai zona merah peredaran sabu. “Banyak anak-anak di Ponton yang harus punya pengharapan dan masa depan. Karena itu, edukasi harus jalan terus, bukan hanya operasi,” tegasnya.
Langkah ketiga, GDAN segera membangun pos terpadu pencegahan dini untuk menutup akses keluar-masuk bagi pembeli maupun pengedar narkoba. “Dalam beberapa hari ke depan, kami akan bangun pos terpadu untuk mencegah orang yang mau beli sabu masuk ke situ,” tambah Ari.
Selain fokus pada pencegahan, GDAN juga menyiapkan regulasi hukum adat yang lebih tegas terhadap pelaku penyalahgunaan dan pengedar narkoba. Aturan ini digagas sebagai bentuk komitmen masyarakat adat Dayak dalam menjaga kehormatan wilayah dan masa depan generasi muda Kalimantan Tengah.
“Secara sosial kami mengusir mereka (bandar narkoba), nanti bekerja sama dengan kementerian yang membawahi lapas. Semua bandar narkoba harus di Nusakambangan, inilah yang sedang kami susun,” jelasnya.
Ari menegaskan bahwa gerakan anti-narkoba ini murni lahir dari kesadaran masyarakat Dayak, bukan sekadar agenda sesaat. Ia juga memperingatkan agar tidak ada pihak yang mencoba menggagalkan perjuangan mereka.
“Saya menegaskan ini murni perjuangan masyarakat Dayak. Bagi pihak yang merasa terganggu dan mencoba menghalang-halangi gerakan ini, akan kami hadapi dengan gagah berani,” katanya dengan nada tegas.
Langkah nyata GDAN ini menuai dukungan luas dari masyarakat adat di berbagai daerah Kalimantan Tengah. Banyak pihak menilai, inisiatif berbasis kearifan lokal seperti ini bisa menjadi model pemberantasan narkoba yang humanis sekaligus tegas tidak hanya mengandalkan aparat, tetapi juga kekuatan sosial dan adat Dayak. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan