BANJARMASIN – Ribuan jamaah dari berbagai daerah memadati kawasan Kubah Basirih, Banjarmasin Barat, Minggu (09/11/2025), pada puncak peringatan Haul Habib Basirih. Suasana khidmat itu mendadak berubah ketika satu unit ambulans tampak berusaha menembus kerumunan di bawah Jembatan Basirih.
Pengeras suara panitia terdengar memecah hiruk-pikuk ribuan orang.
“Beri jalan lah, maaf maaf!” seru seorang panitia mengarahkan jamaah agar memberi ruang bagi ambulans.
Tak lama setelah kendaraan medis itu berlalu, pesan berantai menyebar cepat di grup WhatsApp jamaah. Isinya menyebut seorang peserta haul meninggal dunia.
“Kenapa itu tadi? Hah, meninggal jar infonya nah di WA,” ujar Johan, salah satu jamaah yang masih berada di lokasi.
Namun kabar duka itu segera bercampur dengan informasi lain yang tak kalah menghebohkan — isu tabrakan kelotok di sungai sekitar area haul. Informasi simpang siur membuat sebagian jamaah panik, terlebih arus komunikasi di lapangan tidak terpusat.
Setelah ditelusuri, kabar tabrakan ternyata tidak benar. Yang terjadi, satu kelotok oleng hebat karena gelombang besar yang ditimbulkan tugboat yang melintas di sungai.
“Berselisih dengan tugboat, Mas. Bukan tabrakan, oleng saja kapalnya,” jelas Ustadz Bisrih, pimpinan jamaah haul yang berada di atas kelotok tersebut.
Akibat kejadian itu, sembilan orang tercebur ke sungai. Enam di antaranya harus mendapat perawatan di IGD RSUD Ansari Shaleh. Beruntung tidak ada korban jiwa dari insiden di sungai tersebut.
Sementara jamaah yang dikabarkan meninggal dunia ternyata wafat karena sakit yang dideritanya, bukan akibat insiden kelotok.
“Info tabrakan, padahal kapal goyang aja. Tambah lagi satu meninggal, padahal itu jamaah meninggal karena sakit, bukan karena jatuh dari kelotok,” tutur Ahmad Nur, jamaah haul yang ditemui di lokasi.
Meski sempat diwarnai kabar simpang siur, puncak haul tetap berlangsung tertib dan kondusif. Ribuan jamaah membubarkan diri dengan tenang. Suasana khusyuk dan khidmat tetap terjaga hingga akhir acara.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan arus informasi di tengah kerumunan besar agar kabar palsu tidak menimbulkan keresahan di antara jamaah. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan