BULUNGAN – Aktivitas warga di jalur penghubung Desa Gunung Seriang menuju Buluh Perindu harus terhenti sementara. Pemerintah Kabupaten Bulungan menutup akses itu demi mempercepat pembangunan oprit Jembatan Gunung Seriang yang kini tengah dikebut penyelesaiannya.
Kebijakan tersebut menuai perhatian publik lantaran jalur tersebut merupakan salah satu akses penting warga menuju pusat kota. Namun, Bupati Bulungan, Syarwani, memastikan keputusan ini semata-mata untuk mengejar target penyelesaian proyek agar tak molor.
“Saya berharap masyarakat memahami kebijakan ini. Kita butuh waktu untuk menuntaskan pekerjaan dan kalau jalur tetap dibuka untuk lalu lintas, pengerjaan pasti terganggu,” kata Syarwani kepada wartawan, Selasa (11/11/2025).
Menurutnya, penutupan itu bersifat sementara dan tidak akan mengisolasi mobilitas masyarakat.
“Masyarakat masih bisa menggunakan jalur alternatif melalui jalan poros trans Kalimantan maupun jasa penyeberangan Tanjung Selor–Tanjung Palas. Jadi, akses tetap ada,” jelasnya.
Meski demikian, warga di sekitar lokasi berharap pemerintah dapat menyiapkan pengaturan lalu lintas dan rambu pengalihan yang lebih jelas, agar tidak menimbulkan kebingungan atau antrean panjang di jalur alternatif.
Syarwani menegaskan, langkah ini penting untuk menjaga keamanan pekerjaan sekaligus keselamatan pengguna jalan.
“Kita ingin fokus, karena kalau kendaraan besar tetap melintas, bisa berisiko mengganggu pekerjaan. Pernah ada kejadian kendaraan proyek bersenggolan dan itu tidak boleh terulang,” ujarnya.
Pembangunan oprit Jembatan Gunung Seriang, yang menghubungkan jalur utama menuju simpang tiga jalan poros Trans Kalimantan, ditargetkan rampung dan bisa diakses publik sebelum Natal 2025.
“Targetnya sebelum Natal sudah bisa difungsikan dan dilalui masyarakat. Jadi, ini hanya sementara, untuk percepatan penyelesaian,” tegasnya.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk memahami dan mendukung kebijakan tersebut, dengan menekankan bahwa proyek ini menyangkut kepentingan publik jangka panjang.
“Harapannya masyarakat bisa memahami dan bersabar, karena ini untuk kepentingan bersama agar akses jembatan lebih baik dan aman,” pungkasnya.
Sementara itu, sejumlah warga berharap agar pemerintah juga memperhatikan dampak sosial dan ekonomi dari penutupan ini, terutama bagi pelaku usaha kecil yang biasa memanfaatkan jalur tersebut sebagai akses distribusi barang. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan