Diduga Kambuh, Pria ODGJ di Nunukan Lukai Ibu 60 Tahun

NUNUKAN – Warga Nunukan kembali diguncang oleh peristiwa mengenaskan yang melibatkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Seorang pria berinisial RM (32) tega menganiaya ibu kandungnya yang berusia 60 tahun hingga harus dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan, Parmedy, mengungkapkan, kejadian memilukan itu diduga dipicu oleh kambuhnya gangguan kejiwaan RM akibat tidak rutin mengonsumsi obat penenang yang seharusnya diminum setiap hari. “Kehabisan obat menjadi pemicu kambuhnya gangguan kejiwaan RM,” ujar Parmedy saat dikonfirmasi, Selasa (11/11/2025).

Setelah situasi di rumah RM memanas dan sulit dikendalikan, petugas Satpol PP Nunukan segera turun tangan mengamankan pelaku. Ia kemudian dibawa ke Puskesmas Nunukan dan diberikan kembali obat penenang untuk menstabilkan kondisinya.

Menurut Parmedy, insiden ini harus menjadi alarm bagi masyarakat dan keluarga yang memiliki anggota dengan gangguan kejiwaan agar lebih disiplin dalam pengawasan dan pemberian obat. Diketahui, RM tinggal hanya bersama ibunya dan tantenya yang sudah lanjut usia, sehingga pengawasan terhadap perilakunya sangat terbatas.

“Peran lingkungan sekitar sangat dibutuhkan dalam mengontrol dan memperhatikan kondisi ODGJ seperti RM. Kami menghimbau warga agar ikut mengawasi dan melaporkan bila ada tanda-tanda perilaku agresif,” tegasnya.

Selain faktor obat, pihak DSP3A juga menemukan dugaan bahwa RM sempat diajak mengonsumsi minuman keras oleh beberapa rekan di lingkungan sekitar. Kebiasaan tersebut diduga kuat memperparah kondisi mentalnya hingga memicu tindakan brutal terhadap sang ibu.

Parmedy menekankan bahwa sinergi antara keluarga, masyarakat, dan instansi terkait menjadi kunci dalam mencegah kejadian serupa. Ia juga mendorong agar ketersediaan obat bagi penyandang gangguan jiwa di Nunukan lebih diperhatikan oleh pihak kesehatan.

“Kita tidak bisa hanya menyerahkan semua tanggung jawab kepada dinas. Pengawasan di tingkat keluarga dan lingkungan juga sangat menentukan,” pungkasnya.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa penanganan terhadap ODGJ tidak hanya bergantung pada medis, tetapi juga pada kepedulian sosial dan perhatian dari lingkungan sekitar agar tragedi serupa tidak kembali terjadi. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com