TARAKAN – Meski dikenal sebagai kota pesisir dengan potensi laut yang besar, sektor kelautan dan perikanan di Kota Tarakan ternyata belum mampu menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tarakan menunjukkan, perekonomian kota ini masih banyak disokong oleh sektor konstruksi dan sektor-sektor nonprimer lainnya.
“Perikanan dan Kelautan memang salah satu sektor yang diunggulkan, namun sektor perikanan sendiri secara year on year memang mengalami peningkatan. Tetapi secara proporsi atau distribusinya dalam mendukung perekonomian Tarakan belum cukup besar dibandingkan kategori lain,” terang Kepala BPS Tarakan, Umar Riyadi, Kamis (13/11/2025).
Kenaikan produksi perikanan di triwulan II 2025 memang terjadi, tetapi kontribusinya terhadap PDRB Tarakan masih kecil. Sementara itu, pemerintah terus mendorong ketahanan pangan melalui perluasan lahan pertanian. Di Tarakan, terdapat tambahan sekitar 300 hektare lahan padi sawah, menjadikan total 500 hektare lahan yang diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan pangan lokal.
“Ini penting, mengingat bahwa pasokan beras dan bahan pangan sebagian besar masih dari luar Tarakan. Sehingga kita tetap harus melakukan upaya mencari cadangan untuk mengurangi ketergantungan tersebut, berapapun besarannya,” jelasnya.
Namun, tantangan terbesar Tarakan bukan sekadar pada kemandirian pangan. Menurut Umar, target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen sebagaimana visi Presiden RI juga menjadi beban daerah-daerah, termasuk Tarakan, yang saat ini pertumbuhannya baru sekitar 5 persen.
Untuk mengejar target tersebut, Tarakan perlu memperkuat sektor produktif yang nyata, bukan hanya mengandalkan proyek konstruksi. Sayangnya, sejumlah investasi dan pembangunan pabrik di kota ini belum berkontribusi maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Masih ada pabrik yang belum maksimal beroperasi, atau baru bisa menghasilkan 10 persen dari target produksi secara keseluruhan,” ungkap Umar.
Ia menilai, jika seluruh pabrik yang ada di Tarakan bisa beroperasi penuh, maka akan mendorong peningkatan ekonomi daerah, bahkan Provinsi Kalimantan Utara secara keseluruhan. “Saya yakin dengan memaksimalkan produksi pabrik yang ada di Tarakan, akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi, termasuk Kaltara pada umumnya. Ini akan menjadi sesuatu yang positif, karena kita sebuah kawasan di Kaltara ini yang harus mempertimbangkan pilihan di luar dari sektor pertambangan, walaupun sektor pertambangan hingga saat ini masih menjadi leading pertumbuhan ekonomi di Kaltara,” bebernya.
Potret ini memperlihatkan bahwa Tarakan masih berada dalam transisi panjang antara potensi besar dan realisasi ekonomi. Sektor perikanan dan kelautan yang mestinya menjadi identitas kota pesisir, justru masih berjalan di tempat, kalah dari sektor lama yang terus mendominasi mesin ekonomi daerah. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan