BERAU – Di tengah gencarnya pembangunan, masih ada ironi di Kabupaten Berau. Sejumlah kampung terpencil hingga kini belum menikmati listrik yang layak. Padahal, energi listrik adalah urat nadi aktivitas ekonomi dan kehidupan modern.
Anggota DPRD Berau, Rahman, menyoroti kondisi tersebut dan menilai pemerataan listrik belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Ia menegaskan, listrik dan jaringan internet kini bukan lagi kebutuhan tambahan, melainkan kebutuhan dasar warga.
“Listrik dan internet sudah jadi teman keseharian kita, sudah selayaknya akses tersebut merata di setiap wilayah Berau,” ungkapnya, Kamis (13/11/2025).
Rahman menilai, keterlambatan pemerataan listrik menunjukkan masih lemahnya komitmen pembangunan di wilayah pedalaman. Menurutnya, kehadiran listrik bukan hanya perkara penerangan rumah, tetapi juga penentu laju kemajuan ekonomi dan kualitas pendidikan.
“Penerangan di pedalaman bukan hanya soal lampu yang menyala, tetapi juga harapan masyarakat yang ikut hidup,” tambahnya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada PT PLN (Persero) atas pelaksanaan program Light Up The Dream (LUTD) yang telah memberikan sambungan listrik gratis bagi 234 warga penerima manfaat di Bumi Batiwakkal. Namun, Rahman mengingatkan agar program semacam ini tidak hanya berhenti di wilayah yang mudah dijangkau atau sekadar menjadi ajang seremonial.
“Program ini menunjukkan komitmen pemerintah bersama PLN dalam memperkecil ketimpangan energi antara wilayah kota dan pedesaan,” ujarnya.
Rahman berharap langkah seperti LUTD menjadi bagian dari kebijakan jangka panjang, bukan sekadar proyek simbolik. Ia menegaskan, pemerataan energi harus menjadi prioritas nyata yang dikerjakan bersama antara pemerintah daerah, legislatif, dan pihak swasta.
Menurutnya, tanpa strategi berkelanjutan dan pengawasan ketat, impian “Berau terang sampai ke pelosok” hanya akan menjadi slogan tanpa cahaya. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan