BANGKOK – Ketegangan di perbatasan Kamboja–Thailand kembali meledak dan viral di kawasan Asia Tenggara setelah dua negara bertetangga itu saling tuding atas insiden mematikan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Atmosfer yang sempat mereda usai penandatanganan perjanjian damai kini kembali panas, memicu kekhawatiran konflik skala besar akan terulang.
Pihak Phnom Penh menuduh tentara Thailand menembak mati seorang warga sipil di dekat garis perbatasan. Tuduhan itu muncul hanya beberapa jam setelah Bangkok menyatakan bahwa ranjau baru yang diduga ditanam oleh pasukan Kamboja telah melukai empat tentara Thailand yang sedang berpatroli.
Menurut laporan AFP, Kamis (13/11/2025), pemerintahan Thailand langsung merespons dengan menangguhkan implementasi perjanjian damai yang baru saja disahkan bulan lalu sebuah perjanjian yang bahkan disaksikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berlangsung di Malaysia. Penangguhan diumumkan pada Senin (10/11/2025) waktu setempat, menjadi sinyal bahwa hubungan kedua negara kembali memasuki fase genting.
Dua hari setelahnya, tepat pada Rabu (12/11/2025), situasi memanas ketika laporan baku tembak kembali mengemuka. Insiden terjadi di area perbatasan Provinsi Sa Kaeo (Thailand) dan Banteay Meanchey (Kamboja). Bentrokan berlangsung sekitar 10 menit, namun cukup untuk kembali mengguncang stabilitas kawasan.
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dalam pernyataan via Facebook mengatakan bahwa satu warga sipil tewas dan tiga lainnya terluka akibat insiden tersebut.
“Tindakan tersebut bertentangan dengan semangat kemanusiaan dan perjanjian terbaru untuk menyelesaikan masalah perbatasan secara damai,” ujar Hun Manet.
Namun pihak Thailand balik menuding Kamboja sebagai pemicu.
Juru bicara militer Thailand, Wintai Suvaree, menegaskan bahwa pasukan Kamboja “melepaskan tembakan ke wilayah Thailand”. Ia menambahkan bahwa tentara Thailand hanya “berlindung dan melepaskan tembakan peringatan sebagai respons”. Wintai memastikan tidak ada korban jiwa dari pihak Thailand.
Di tengah saling tuding, Kementerian Informasi Kamboja merilis foto dan video yang diklaim menunjukkan korban sipil terluka, termasuk seorang pria dalam ambulans dengan kaki berlumuran darah. AFP menyebut belum dapat memverifikasi keaslian konten tersebut.
Ketegangan terbaru ini menghidupkan kembali bayang-bayang konflik pada Juli lalu yang berlangsung selama lima hari dan menewaskan sedikitnya 48 orang, serta memaksa 300.000 warga mengungsi. Pada masa itu, kedua negara saling meluncurkan roket, artileri berat, hingga serangan udara menjadikannya salah satu bentrokan paling mematikan dalam sejarah perbatasan mereka.
Sengketa perbatasan ini pada dasarnya berpusat pada area yang dipetakan sejak era kolonial Prancis, dengan sejumlah kuil bersejarah menjadi objek klaim kedua negara. Perselisihan yang tak kunjung selesai itu kini kembali menyulut perseteruan lama, memicu kekhawatiran akan babak baru konflik yang lebih luas. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan