Gempa 4,8 Bikin Selasar DPRD Nyaris Ambruk, Dewan Waswas

TARAKAN – Guncangan gempa magnitudo 4,8 yang melanda Tarakan beberapa waktu lalu rupanya masih menyisakan kekhawatiran di pusat pemerintahan kota. Bukan hanya rumah warga yang terdampak, namun gedung DPRD Tarakan juga menunjukkan luka struktural yang cukup serius. Sebuah selasar yang menghubungkan dua bangunan utama tampak retak dan kini hanya boleh dilewati maksimal dua orang untuk mencegah risiko runtuh. Papan peringatan pun dipasang untuk memastikan tidak ada aktivitas berlebih yang membahayakan.

Ketua DPRD Tarakan, Muhmmad Yunus, mengakui bahwa retakan itu muncul setelah gempa terjadi. Ia menegaskan bahwa potensi yang ditimbulkan cukup berbahaya sehingga diperlukan penanganan segera, meskipun pihaknya masih menunggu kesiapan anggaran. “Kita usulkan 2026 bisa dikerjakan, kalau saya lihat retakannya sangat berbahaya. Sedangkan di situ orang lalu lalang, nanti aku lihat dulu proses penganggarannya bagaimana. Mudah-mudahan ini bisa cepat dilakukan,” terangnya, Jumat (14/11/2025).

Kondisi selasar yang mengalami keretakan membuat seluruh aktivitas harus waspada. Dengan pembatasan hanya dua orang, sekretariat menegaskan langkah ini perlu untuk menghindari kelebihan beban yang dapat memperparah kondisi bangunan. Potensi reruntuhan bukan hanya mengancam mereka yang melintas, tetapi juga siapa pun yang berada di bawah jembatan tersebut.

Yunus menambahkan bahwa percepatan perbaikan menjadi prioritas, namun mekanisme anggaran tetap harus diproses bersama pemerintah daerah. “Kita usahakan secepatnya diperbaiki, kalau untuk mekanisma anggaran kita koordinasikan dengan pemerintah. Meskipun demikian, aktivitas di gedung DPRD masih berjalan dengan lancar, yang mengalami keretakan hanya di selasar atau jembatan penyeberangan antar gedung,” paparnya.

Mengenai besaran biaya perbaikan, ia belum dapat mengestimasi karena harus berkonsultasi lebih dulu dengan tenaga ahli. Penjelasan detail mengenai kerusakan struktural pun masih dalam kajian. “Sedang diupayakan ya,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dewan DPRD Tarakan, Hamsyah, menegaskan bahwa kekhawatiran akan runtuhnya selasar menjadi alasan pihaknya mendorong percepatan perbaikan. Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan, mengingat beberapa fasilitas gedung sebelumnya juga pernah rusak akibat aksi demonstrasi. “Jangan sampai ini runtuh ya, makanya secepatnya harus direnovasi. Mudah-mudahan 2026 sudah ada anggarannya. Kemarin pagar rusak karena ada demo mahasiswa, sudah diperbaiki, mudah-mudahan ini juga cepat. Kalau soal penganggaran saya tidak tahu, yang pastinya saya takut kalau harus lewat situ, semoga anggarannya ada,” pungkasnya.

Meski aktivitas legislasi masih berlangsung seperti biasa, retakan pada selasar ini menyulut perbincangan masyarakat. Banyak yang menyoroti kondisi infrastruktur DPRD yang seharusnya menjadi bangunan paling aman justru ikut terdampak dan memerlukan perhatian serius. Kini, publik menunggu langkah cepat pemerintah kota untuk memastikan kawasan perkantoran tersebut kembali aman, layak, dan bebas dari ancaman runtuh. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com