PALANGKA RAYA – Sebuah video singkat yang menampilkan dugaan personel Polsek Pahandut, Polresta Palangka Raya bermain judi online di dalam mobil dinas mendadak viral dan menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Reaksi publik pun beragam: sebagian percaya, sebagian meragukan, sementara sebagian lain menanggapi seolah sedang mengikuti sidang etik versi kolom komentar.
Untuk meredam spekulasi, Polresta Palangka Raya akhirnya angkat bicara. Dalam rilis resmi melalui akun Instagram mereka, polisi memastikan pria dalam video itu adalah Aipda Tommy, anggota Unit Intelkam. Hasil pemeriksaan menyebutkan ia bukan sedang berjudi, melainkan menonton Snack Video. Iklan permainan online yang muncul otomatis diduga menjadi sumber kesalahpahaman.
Propam pun turut memeriksa ponselnya dan tidak menemukan aplikasi, situs, atau jejak apa pun yang berkaitan dengan judi online. Meski begitu, penjelasan resmi ini tidak menutup perdebatan di jagat maya, yang justru semakin ramai dibanding klarifikasi itu sendiri.
Banyak netizen menilai video tersebut memang terlihat seperti aktivitas perjudian, sementara sebagian lain menertawakan drama yang tak kunjung reda. Beberapa komentar bahkan muncul di akun Facebook Kalteng Pos yang mengunggah rilis resmi pada Jumat (14/11/2025) sebagai “analisis forensik ala warganet”.
Seorang pengguna bernama Doni Ahmadi bersikeras bahwa yang terlihat adalah laman judi sungguhan. “Itu main benaran, itu yang warna putih di atas itu nama situsnya,” tulisnya. Komentarnya dibalas Nor GY MCholil yang menyinggung hierarki kepolisian. “Kn pemegang hukum boss, ga bisa dilawan,” katanya.
Ada pula netizen yang menganalisis gestur tubuh Aipda Tommy dalam video. Menurut Suri Mande, pemain judi biasanya fokus penuh, bukan hanya menurunkan notifikasi ponsel. “Kalau orang main judol itu fokus dua tangan. Itu kelihatan cuma nurunin HP, bukan fokus. Tapi ya kita sama-sama menduga… Manggat mihup baram kawan pahari… hahaha,” tulisnya.
Komentar bernada satir dan kritis juga bermunculan. Beberapa netizen menyarankan pemeriksaan lebih teknis, misalnya memeriksa riwayat transaksi polisi bersangkutan. “Cek riwayat transaksi,” tulis Wahyu Arloji dengan emoji tertawa. Lainnya menegaskan bahwa polisi tidak mungkin bermain judul online, atau menyoroti logika kasus ketika melibatkan atasan dan bawahan. “Yang lucunya kapolda malah tanya supirnya siapa yang main itu… Mana ada bawahan berani bongkar aib atasan, logikanya pak…,” tulis Rifki S.
Sebagian netizen menunjukkan sikap pasrah dan sinis. “Ngarannya polisi tangkap polisi itu saling membela. Coba masyarakat, auto rungkat gawinya,” tulis Fauzi Cadell. Namun, ada juga yang memilih percaya pada hasil pemeriksaan resmi. “Percaya aja lah…” tulis Adnan Qaysar, menandakan sikap menyerah pada pihak berwenang.
Fenomena video ini menunjukkan bagaimana kasus sederhana bisa berubah menjadi tontonan viral dan bahan perdebatan publik di media sosial, memperlihatkan ketegangan antara persepsi masyarakat dan klarifikasi resmi. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan