Teknologi Penanggulangan Bencana BPBD Kaltara Jadi Sorotan

NUNUKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara (BPBD Kaltara) tampil beda dalam pameran Benuanta Fest 2K25. Gelaran ini menjadi puncak rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-13 Provinsi Kaltara, yang digelar di Kebun Raya Bundayati, Jl. Sengkawit, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kaltara, pada 8–15 November 2025.

Dalam festival yang menghadirkan hiburan, pertunjukan, hingga berbagai stand OPD, swasta, dan UMKM itu, BPBD Kaltara memamerkan beragam peralatan penanggulangan bencana. “Stand BPBD Kaltara memamerkan beragam peralatan dan perlengkapan yang biasa digunakan dalam penanganan bencana atau penanggulangan bencana,” kata staf Sekretariat Umum Kepegawaian BPBD Kaltara, Sivra, Jumat (14/11/2025).

Beberapa alat yang dipamerkan antara lain nosel untuk kebakaran hutan dan lahan, alat pemotong darurat (holnatro) untuk memotong material berat, tabung oksigen untuk membantu korban kebakaran yang kesulitan bernapas, serta alat panjat tebing yang biasa digunakan dalam evakuasi di medan sulit. “Alat-alat yang kami tampilkan ini merupakan bagian dari sarana vital dalam mendukung operasi penanggulangan bencana di Kalimantan Utara,” ujar Sivra.

Kehadiran BPBD Kaltara juga menjadi magnet bagi pengunjung. Anak-anak sekolah, terutama laki-laki, tampak antusias mengamati berbagai alat yang dipamerkan. “Kebanyakan yang datang itu anak-anak sekolah, terutama anak laki-laki. Mereka penasaran lihat alat-alat ini,” tutur Sivra sambil tersenyum.

Selain memperlihatkan peralatan, tujuan utama BPBD hadir di Benuanta Fest 2K25 adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana. “Kami ingin memperkenalkan teknologi dan peralatan penanggulangan bencana, termasuk mengedukasi masyarakat, terutama pelajar, tentang jenis-jenis bencana, penyebab, dampak, dan langkah mitigasinya,” jelas Sivra.

BPBD Kaltara juga menekankan pentingnya sinergi dengan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas menghadapi situasi darurat bencana. Sivra menyebut banjir, kebakaran hutan dan lahan, gempa bumi, serta tanah longsor sebagai ancaman paling sering muncul di Kalimantan Utara. “Kita semua harus waspada tentunya dengan potensi bencana yang bisa saja terjadi, kapan dan dimana saja. Makanya untuk mitigasi bencana, perlu sinergi segenap stakeholder, termasuk masyarakat tentunya,” pungkasnya.

Stand BPBD Kaltara di Benuanta Fest 2K25 bukan hanya menjadi tempat edukasi, tetapi juga arena interaksi warga dengan teknologi mitigasi bencana. Melalui kegiatan ini, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya kesiapsiagaan dan langkah-langkah tanggap darurat, sekaligus menumbuhkan kesadaran generasi muda akan keselamatan dan mitigasi bencana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com