CANBERRA — Kepanikan melanda ibu kota Australia setelah pemerintah ACT memutuskan menutup 70 sekolah sekaligus, Senin (17/11/2025). Penyebabnya bukan kebakaran atau wabah penyakit, melainkan dugaan kontaminasi asbes pada pasir mainan serta alat belajar yang tersebar di berbagai sekolah.
Langkah drastis ini diambil setelah muncul peringatan resmi mengenai penarikan sejumlah produk pasir berwarna yang kerap digunakan untuk kegiatan bermain hingga materi pembelajaran. Pemerintah setempat menyebut skala penyebarannya jauh lebih luas daripada hasil uji awal.
Menteri Pendidikan ACT Yvette Berry menegaskan krisis ini berkembang lebih cepat dari perkiraan. “Artinya, meski kami seharusnya bisa membuka kembali banyak sekolah mulai Jumat, kini kami berada dalam posisi yang mengharuskan kami menutup sekolah-sekolah tambahan besok,” kata Berry pada Minggu, dikutip ABC Australia.
Direktur Jenderal Direktorat Pendidikan ACT Jo Wood menyebut penutupan ini bukan keputusan ringan, tetapi diperlukan untuk memastikan keselamatan ribuan pelajar dan staf. “Kami tak menganggap enteng penutupan sekolah,” kata Wood. Ia menambahkan bahwa pemerintah bekerja keras memaksimalkan jumlah sekolah yang aman dibuka kembali.
Dari 70 sekolah yang ditutup, 22 sekolah negeri sudah diizinkan kembali beroperasi setelah dinyatakan aman.
Berry menjelaskan bahwa inspeksi menyeluruh kini dilakukan terhadap sekolah terdampak. Prosesnya diperkirakan berlangsung beberapa hari. “Kami menugaskan relawan SES (state emergency service) dan staf sekolah untuk melakukan inspeksi visual,” ungkapnya.
Tim inspeksi menyisir seluruh area, mulai dari lorong, kelas, hingga gudang untuk mencari keberadaan pasir berwarna yang dicurigai. Setelah pemetaan selesai, kontraktor asbes akan turun melakukan pengujian, perbaikan, serta pembersihan sebelum sekolah bisa digunakan kembali.
Kepanikan ini pecah setelah Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) mengeluarkan pemberitahuan resmi penarikan produk-produk pasir berwarna yang populer digunakan anak-anak. Hasil uji laboratorium menemukan jejak asbes pada beberapa produk, di antaranya Sand Castle Building Set, Pink Magic Sand, Blue Magic Sand, Green Magic Sand, hingga Rainbow Sand.
Asbes merupakan bahan terlarang di Australia karena sifatnya sangat karsinogenik. Paparan seratnya dapat memicu penyakit mematikan, seperti asbestosis, gangguan pernapasan, mesothelioma, hingga kanker paru-paru.
Dalam pernyataannya, ACCC menegaskan: “Produk tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan karena asbes telah terdeteksi dalam beberapa sampel setelah pengujian laboratorium.”
Produk pasir berwarna yang selama ini dianggap aman dan edukatif itu kini berubah menjadi ancaman kesehatan, membuat pemerintah ACT bergerak cepat demi mencegah paparan lebih luas. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan