WASHINGTON DC — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mencuri perhatian publik internasional. Dalam momen pertemuan resmi di Gedung Putih, ia justru tampil sebagai pembela paling vokal bagi Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), terkait kasus pembunuhan keji terhadap jurnalis Jamal Khashoggi. Sikap Trump tersebut sontak memicu gelombang perbincangan panas di berbagai kanal global.
Kepada para wartawan, Trump dengan tegas menyatakan bahwa MBS tidak memiliki keterlibatan dalam tragedi yang mengguncang opini publik dunia itu. “Banyak orang tidak menyukai pria yang Anda bicarakan itu. Entah Anda menyukainya atau tidak menyukainya, banyak hal terjadi, tetapi dia (sang pangeran) tidak tahu apa-apa tentang itu,” ujarnya, dikutip dari AFP, Rabu (19/11/2025).
Suasana konferensi pers sempat menegang. Trump disebut menegur seorang reporter yang mencoba mengajukan pertanyaan mengenai kasus tersebut, bahkan memintanya untuk tidak membuka isu sensitif saat menerima tamu negara. “Anda tidak perlu mempermalukan tamu kami dengan mengajukan pertanyaan seperti itu,” katanya.
Dalam pertemuan di Ruang Oval, Trump malah melontarkan pujian yang tak sedikit. Ia menyebut Pangeran MBS sebagai “kawan baik” dan mengklaim sang pangeran telah melakukan pekerjaan yang “luar biasa” dalam “hak asasi manusia, dan segala hal lainnya.”
Pangeran MBS pun memberikan tanggapan langsung di Gedung Putih. Ia menyebut tragedi Khashoggi adalah sesuatu yang “menyakitkan dan merupakan kesalahan besar, dan kami melakukan yang terbaik agar hal ini tidak terjadi lagi.”
Pembunuhan dan mutilasi Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018 sebelumnya memicu krisis diplomatik besar serta gelombang kecaman internasional. Kini, setelah pernyataan terbaru Trump, diskusi soal batas kepentingan politik dan nilai-nilai kemanusiaan kembali menghangat di panggung global. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan