BONTANG – Kisah hidup Acoing Lewa, pria paruh baya yang tinggal seorang diri di sebuah bangunan bekas pos ronda di Jalan Selat Banda, RT 35 Bukit Indah, Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan, kembali mendapat titik terang setelah bertahun-tahun tidak terhubung dengan keluarganya. Melalui sambungan telepon seluler, pria berusia 62 tahun itu akhirnya kembali mendengar suara kerabat dekatnya yang tinggal di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Informasi mengenai terhubungnya kembali Acoing dengan keluarganya disampaikan Ketua RT 35 Bukit Indah, Ruslan Gani, Rabu (19/11/2025). Ia menuturkan bahwa beberapa waktu terakhir Acoing menerima panggilan dari salah satu sahabat lamanya. Meski identitas lengkap penelepon tidak dijelaskan, dugaan kuat datangnya telepon tersebut berasal dari Pinrang, daerah kelahiran Acoing.
Menurut Ruslan, keberadaan Acoing di Bontang mulai ditelusuri setelah berita mengenai kehidupannya yang tinggal di bekas pos ronda menjadi perhatian publik. Dua laporan berseri yang dipublikasikan BEKESAH.co pada 11 November 2025 diketahui telah dibaca oleh keluarga Acoing di kampung halamannya. Pemberitaan tersebut kemudian menjadi pintu masuk yang mempertemukan kembali hubungan keluarga yang telah lama terputus.
Ia mengungkapkan bahwa pihak pertama yang menghubungi Acoing adalah perwakilan sebuah paguyuban kedaerahan dari Pinrang. Kelompok tersebut berusaha mencari tahu apakah keluarga Acoing masih ada dan dapat dihubungi. “Yang pertama menelepon adalah paguyuban, karena paguyuban yang mencari tahu mengenai keluarga beliau. Apakah masih ada di kampung atau memang sudah tidak ada lagi,” jelas Ruslan.
Setelah beberapa kali komunikasi, terkonfirmasi bahwa Acoing masih memiliki saudara dan keponakan yang hidup di Kabupaten Pinrang. “Dan ternyata masih ada saudara dan ponakannya,” ujarnya menambahkan.
Meski kembali terhubung, Acoing diketahui tidak berencana pulang dan menetap di kampung halaman. Ia menyampaikan kepada Ruslan bahwa dirinya hanya berniat melihat keluarganya sekadar melepas rindu, namun tetap ingin kembali ke Kota Bontang, tempat ia telah menghabiskan sebagian besar hidupnya. “Dia sebenarnya dipanggil pulang, tapi enggak mau. Beberapa hari terakhir dia bilang mau ke Kabupaten Pinrang. Tapi untuk jalan-jalan saja, baru balik ke sini lagi,” kata Ruslan.
Kisah Acoing menjadi salah satu contoh bagaimana pemberitaan media dapat membuka jalur komunikasi yang lama terputus, sekaligus menyatukan kembali hubungan keluarga yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan