LANDAK – Puluhan siswa SMA dan SMK Maniamas Ngabang mengalami kondisi kesehatan serupa pada Rabu malam, (19/11/2025). Gejala yang muncul mulai dari muntah-muntah, pusing, hingga sesak napas menyebar hampir bersamaan dan memicu dugaan kuat adanya insiden keracunan setelah para siswa mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan pada siang harinya.
Sejak menjelang malam, sejumlah siswa tampak dievakuasi menuju Klinik Utama ST Elisabeth Hungaria Ngabang. Mereka diantar keluarga, teman asrama, dan para orangtua yang panik melihat kondisi anak-anak mereka. Arus kedatangan pasien berlangsung tanpa jeda hingga larut malam.
Hingga pukul 22.50 WIB, sebanyak 31 siswa tercatat menjalani perawatan intensif, beberapa di antaranya membutuhkan infus dan bantuan oksigen karena keluhan sesak napas yang cukup berat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Landak, Samsul Bahri, turut turun langsung memantau situasi. Ia mengonfirmasi dugaan awal soal keracunan massal.
“Iya, diduga keracunan MBG, ada 31 siswa di Klinik ST Elisabeth Ngabang,” ujarnya saat meninjau para siswa.
Merespons lonjakan kasus tersebut, Koordinator Wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Landak, Yohanes, menyampaikan permohonan maaf dan keprihatinannya atas insiden yang menimpa para pelajar.
“Saya selaku korwil mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kami turut prihatin atas insiden ini,” ucap Yohanes pada Kamis dini hari.
Ia menyebutkan bahwa indikasi awal memang mengarah pada masalah pangan, dan prioritas utama saat ini adalah memastikan seluruh siswa mendapatkan penanganan medis secara optimal. Yohanes juga meminta Klinik Elisabeth dan RSUD Landak memberikan perawatan maksimal.
Sebagai langkah pengamanan, dapur SPPG Hilir Kantor Ngabang 2 yang dikelola Mitra Sehaq Tarigas Yayasan Mandala Prima Utama dihentikan operasionalnya sementara sambil menunggu hasil lengkap uji laboratorium terhadap sampel makanan MBG.
Yohanes menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan penyebab pasti insiden tersebut.
“Kami akan bersikap transparan. Apa pun hasil uji lab nanti akan kami share,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa seluruh SPPG di Landak baru saja menerima alat rapid test makanan. Dengan perangkat tersebut, setiap menu MBG diwajibkan menjalani uji cepat sebelum dibagikan ke siswa, sesuai prosedur operasi standar (SOP), demi mencegah kejadian serupa terulang.
Melalui sejumlah langkah tersebut, pemerintah daerah berharap program Makan Bergizi Gratis dapat tetap berjalan aman dan memberikan manfaat sesuai tujuan awalnya bagi para pelajar. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan