SAMARINDA — Upaya pemerintah dalam memperkuat digitalisasi pendidikan terus menunjukkan hasil nyata. Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Transformasi Digital dengan menyalurkan lebih dari 200 ribu unit Interactive Flat Panel (IFP) ke berbagai sekolah di Indonesia. Salah satu penerimanya adalah SMAN 11 Samarinda yang berlokasi di Jalan Pelita 4, Sambutan, Samarinda.
IFP merupakan perangkat layar sentuh interaktif atau smart board yang menggabungkan fungsi monitor, komputer, dan papan tulis digital. Kehadiran perangkat ini bertujuan untuk menghadirkan proses pembelajaran yang lebih modern, interaktif, dan menyenangkan, baik bagi guru maupun siswa.
SMAN 11 Samarinda menerima satu unit IFP merah putih sekitar satu bulan lalu. Perangkat tersebut sudah mulai digunakan, khususnya di ruang kelas XII. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 11 Samarinda, Hendra Putra Sastranegara, menilai IFP memberikan manfaat besar bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Ia mengapresiasi dukungan pemerintah yang terus mendorong inovasi pendidikan.

“Membantu proses pembelajaran khususnya untuk guru dan siswa dalam berkolaborasi langsung melalui layar sentuh khususnya, kemudian guru bisa menyajikan konten seperti teks, video audio maupun game game aplikasi, kemudian di dalam inovasi kependidikan manfaatnya sangat bagus yaitu membantu menciptakan ekosistem belajar yang tentunya lebih kreatif dan inklusif serta guru tidak perlu lagi repot-repot menulis di papan tulis yang menggunakan spidol bisa pakai di layarnya langsung,” ujar Hendra kepada media ini saat diwawancarai pada Kamis (20/11/2025).
Menurut Hendra, adaptasi penggunaan IFP tidak menghadapi kendala berarti karena sebagian besar guru telah terbiasa dengan perangkat serupa. Sebelumnya, SMAN 11 Samarinda telah menerima lima unit smart board dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Kendati demikian, ia menyebutkan bahwa sekolah perlu meningkatkan kapasitas daya listrik dan jaringan internet agar pemanfaatan IFP lebih optimal.
“Sejauh ini tidak ada kendala yang signifikan, karena sebelum IFP merah putih ini hadir kami juga sudah pernah dapat dari Dinas Pendidikan Kaltim 5 unit yang saat ini juga digunakan, jadi guru-guru sebenarnya sudah terbiasa menggunakan IFP,” kata Hendra.
Hendra berharap program bantuan IFP dapat terus berlanjut dan jumlah perangkat ditambah agar setiap ruang kelas dapat memiliki satu unit. Ia menilai digitalisasi pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari seiring perkembangan teknologi.
“Harapan ke depan IFP merah putih kalau bisa nanti ditambah lagi, sehingga satu kelas ada satu, artinya memang kita tidak bisa memungkiri bahwa pembelajaran digital atau digitalisasi dalam pendidikan itu tidak boleh tertinggal,” tutup Hendra. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan