MALINAU – Tradisi Haul Panembahan Raja Tuo kembali menjadi agenda penting bagi masyarakat Tidung di Malinau, Kalimantan Utara. Tahun 2025 menandai pelaksanaan haul untuk kedua kalinya, sebuah momentum yang kian menguatkan upaya menjaga keberlanjutan budaya dan sejarah leluhur Kerajaan Tidung.
Peringatan tahunan ini kembali dipusatkan di Masjid Agung Darul Jalal Malinau pada Sabtu (22/11/2025). Kehadiran para keturunan kerajaan, pemuka adat, serta tokoh muslim menempatkan haul sebagai ruang perjumpaan budaya yang sarat makna. Selain menjadi ajang silaturahmi, kegiatan ini menegaskan bahwa warisan sejarah Panembahan Raja Tuo, Panembahan Aji Kuning, dan Miring Pangeran Basar masih mendapat tempat dalam identitas masyarakat Tidung masa kini.
Wakil Bupati Malinau, Jakaria, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya peringatan haul dalam merawat sejarah. “Haul ini penting untuk menghidupkan kembali budaya,” kata Jakaria. Menurutnya, tradisi seperti ini berperan menghubungkan generasi muda dengan jejak leluhur melalui pendekatan yang relevan dan berkelanjutan.
Ia menambahkan bahwa haul memiliki kedudukan strategis sebagai sarana menjaga kesinambungan narasi sejarah yang diwariskan secara turun-temurun. “Haul ini mengenang para leluhur dan tokoh Kerajaan zaman dulu,” ucap Jakaria. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa sejarah tidak cukup disimpan dalam teks, tetapi juga perlu dihadirkan dalam bentuk tradisi yang terus hidup dan dirawat masyarakat.
Keterlibatan juriat dan tokoh adat dalam penyelenggaraan haul menjadi salah satu faktor yang membuat tradisi ini tetap bertahan. Mereka memegang peran penting dalam memastikan ritus tetap berjalan sebagaimana nilai-nilai yang diwariskan generasi sebelumnya. Hal ini menciptakan kesinambungan antara ruang keagamaan, kebudayaan, dan identitas Tidung di Malinau.
Pelaksanaan haul Panembahan Raja Tuo tidak hanya berfungsi sebagai peringatan ritual, tetapi juga sebagai penanda bahwa masyarakat Tidung memiliki komitmen kuat menjaga ingatan sejarah. Dalam konteks budaya modern yang bergerak cepat, kehadiran tradisi ini menjadi pengingat bahwa identitas lokal tetap layak untuk dirawat dan dikenalkan kepada generasi berikutnya. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan