PALANGKA RAYA — Fenomena antrean kendaraan di berbagai SPBU Kota Palangka Raya dalam beberapa hari terakhir akhirnya terjawab. Setelah ramai dibicarakan publik, Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memastikan bahwa pemicu terganggunya pasokan bukan kelangkaan, melainkan masalah teknis akibat cuaca ekstrem.
Gangguan suplai terjadi karena kapal pengangkut Pertamax menuju Fuel Terminal (FT) Pulang Pisau tertahan akibat gelombang tinggi. Terminal tersebut merupakan titik suplai utama untuk wilayah Palangka Raya. Kondisi ini diperparah oleh meningkatnya konsumsi Pertamax Series, sehingga tekanan terhadap stok semakin besar.
Situasi itu membuat Pertamina bergerak cepat. Beragam langkah darurat diambil agar suplai kembali normal.
“Kami telah menyesuaikan pola distribusi dan mempercepat pemenuhan pasokan dari titik suplai utama untuk Palangka Raya. Selain itu juga, menyiapkan opsi suplai bantuan dari terminal BBM lain agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi,” ujar Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga, Edi Mangun, dalam keterangan tertulis, Minggu (23/11/2025).
Edi menjelaskan bahwa penyaluran harian Pertamax di Palangka Raya selama November 2025 berada pada kisaran 112 KL per hari, dan pihaknya memastikan kebutuhan tersebut tetap dikejar agar masyarakat tidak terdampak lebih lama.
“Kuota untuk jenis BBM tertentu dan penugasan atau subsidi di wilayah Palangka Raya dan Kalimantan Tengah diproyeksikan mencukupi hingga akhir tahun,” tuturnya.
Untuk BBM non-subsidi, meski tidak diatur kuota, distribusi tetap disesuaikan dengan permintaan dan ketersediaan suplai.
Di tengah situasi antrean ini, Edi juga menepis isu liar yang sempat beredar mengenai campuran etanol pada BBM.
Ia menegaskan bahwa kabar campuran etanol dapat merusak mesin adalah hoaks. Menurutnya, penggunaan etanol merupakan program pemerintah dalam mendorong energi bersih dan dilaksanakan secara bertahap dengan standar ketat.
“Kami memastikan bahwa seluruh produk BBM, termasuk Pertalite, telah melalui proses pemeriksaan dan memenuhi spesifikasi sesuai ketentuan Pemerintah sehingga masyarakat tidak perlu khawatir menggunakan produk Pertalite,” tegasnya.
Pertamina juga menjamin seluruh SPBU menjalankan standar penerimaan BBM secara ketat untuk menjamin kualitas. Di lapangan, tim operasional dikerahkan maksimal agar suplai kembali tergenang normal.
“Tim operasional di lapangan telah dimaksimalkan untuk mempercepat proses pemulihan suplai dan menjaga ketersediaan BBM di seluruh SPBU,” tutupnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan