BONTANG – Pertumbuhan ekonomi kembali menegaskan posisinya sebagai pilar utama dalam memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang pun dianggap berhasil menjaga stabilitas tersebut dengan memastikan warganya merasakan langsung dampak pembangunan.
Pemerataan pembangunan di Kota Bontang menunjukkan tren positif. Tidak hanya ekonomi yang tumbuh solid, distribusi pendapatan warga juga semakin adil. Rasio Gini Bontang tercatat berada pada angka 0,330, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata nasional 0,381, menandakan ketimpangan pendapatan semakin mengecil.
Rasio gini sendiri merupakan indikator statistik untuk membaca tingkat ketimpangan distribusi pendapatan atau kekayaan di tengah populasi.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menilai capaian ini sebagai bukti bahwa pembangunan di kotanya berlangsung inklusif dan dampaknya tersebar merata.
“Angka ini menunjukkan pendapatan warga semakin merata. Ini bukan hanya soal pertumbuhan, tapi bagaimana hasil pembangunan bisa dirasakan semua kalangan,” ujarnya, Minggu (23/11/2025).
Ia menjelaskan, keberhasilan pemerataan tersebut ditopang oleh berbagai program penghidupan masyarakat mulai dari penguatan UMKM, pemberdayaan kelompok rentan, hingga memperluas akses ekonomi berbasis komunitas.
Menurut Neni, arah kebijakan Pemkot Bontang tidak hanya berfokus pada industri besar, namun turut memperkuat akar ekonomi masyarakat.
“UMKM kita tumbuh pesat, program sosial tepat sasaran, dan semangat gotong royong masyarakat sangat kuat. Itulah faktor utama yang menjaga kestabilan ekonomi Bontang dari bawah,” terangnya.
Meski pertumbuhan ekonomi nonmigas berhasil mencapai 9,8 persen, Neni menegaskan bahwa pencapaian tersebut bukan sekadar angka tinggi, tetapi juga mencerminkan transformasi ekonomi menuju kemandirian yang lebih kokoh.
Setelah sempat tertekan hingga minus 2,15 persen pada 2024, pemulihan ekonomi Bontang berlangsung cepat dan merata di semua lapisan masyarakat.
Ia menyebut tren pertumbuhan kota menunjukkan kenaikan bertahap dari kuartal ke kuartal, tetapi indikator pemerataan tetap menjadi kunci agar masyarakat luas dapat menikmati hasil pembangunan.
“Sektor nonmigas menjadi lokomotif baru, tetapi keberhasilannya ditopang oleh partisipasi masyarakat yang luar biasa,” ucapnya.
Neni juga menegaskan bahwa pencapaian pemerataan pendapatan tidak mungkin terwujud tanpa dukungan dunia usaha. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor industri menjadi fondasi yang mampu mengurangi ketimpangan secara signifikan.
“Kota ini tumbuh karena semua bergerak bersama. Tidak mungkin pemerintah berjalan sendiri tanpa sinergi yang kuat dari masyarakat dan sektor industri,” katanya.
Ia berharap tren positif ini dapat terus berlanjut. Pemkot Bontang, sebutnya, akan konsisten mendorong kebijakan pembangunan yang inklusif dan merata agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan oleh seluruh masyarakat. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan