Lapangan Jadi Kubangan, Semangat Anak SD Tetap Membara

BANJARMASIN – Di tengah derasnya hujan yang mengguyur Kota Banjarmasin, halaman SDN Pekapuran Raya 2 kembali berubah menjadi “danau dadakan”. Namun, alih-alih libur atau memindahkan kegiatan belajar, para guru dan siswa justru tetap berjuang menjaga proses belajar tetap berjalan normal.

Senin (24/11/2025) sekitar pukul 09.00 Wita, ruang kelas menjadi satu-satunya tempat aman. Siswa duduk dengan tenang, sementara di luar jendela, air keruh menggenang setinggi mata kaki. Kondisi itu bukan hal baru bagi sekolah tersebut.

“Tahunan Pak sudah seperti ini,” ujar Misvemima Eriyati, S.Pd., guru senior yang sudah bertahun-tahun mendampingi murid-murid melewati musim hujan.

Kepala sekolah, Sumiyati, S.Pd., terus memantau halaman yang berkali-kali menjelma menjadi kubangan air yang tak layak dijadikan tempat bermain. Genangan itu tidak hanya mengganggu kegiatan rutin, tetapi juga dapat naik sewaktu-waktu hingga mendekati ruang kelas.

“Kalau hujan deras bisa semakin naik airnya,” ucapnya dengan nada khawatir.

Fenomena ini menjadi rutinitas tahunan. Hanya dua bulan biasanya Maret halaman benar-benar kering. Pada masa itulah guru-guru melakukan pekerjaan ekstra, mulai dari menyikat lumut hingga memanggil bantuan.

“Kalau mulai kering kami biasa menyikatnya pake sikat panjang, agar lumutnya hilang bahkan pernah kami minta bantuan BPK terdekat,” cerita Sumiyati.

Genangan bukan hanya menghilangkan ruang bermain anak, tetapi juga menghadirkan risiko kesehatan. Telur-telur keong yang menempel di tepi air memperlihatkan betapa buruknya kualitas air tersebut.

Namun arahan guru berhasil membuat para siswa tidak turun ke genangan saat jam istirahat.

“Alhamdulillah anak-anak di sini paham setelah diberi tahu, mereka tidak ada yang turun bermain air. Kulit akan jadi gatal kalau air itu mengenai kulit,” jelas Sumiyati.

Masalah berulang ini juga berdampak besar terhadap jumlah siswa baru. Orang tua lebih memilih sekolah lain yang memiliki fasilitas lapangan lebih layak.

“Berpengaruh sekali, kalau kelas dan lain-lain bagus tapi masalah utama yah genangan di lapangan ini. Anak-anak tak bisa bermain, olahraga, upacara, dan kegiatan lainnya,” ungkapnya.

Di balik ketaatan murid-murid untuk tidak bermain di genangan, tersimpan rindu mendalam untuk berlarian bebas di halaman sekolah.

“Kami tidak bisa ngikutin upacara, senam atau olahraga biasa, seperti main raket, main bola dan olahraga lainnya. Ingin bisa upacara lagi terus olahraga di lapangan, tidak di kelas,” kata Safna, siswi kelas 5.

Harapan mereka pun sederhana: halaman yang kembali normal seperti sekolah lain. Ruang aman untuk bermain, berolahraga, dan mengibarkan bendera merah putih setiap Senin pagi.

“Harapan kami, kepada yang berkenan di atas (pihak terkait) bagaimana sekolah kami bisa seperti sekolah lain, lapangannya bisa diperbaiki. Agar anak-anak bisa olahraga bisa upacara. Mohon banar pang supaya ada juga perhatian, untuk seluruh sekolah juga lah diperhatikan,” papar Sumiyati.

Meski genangan air terus menjadi “tamu tahunan”, semangat guru dan siswa SDN Pekapuran Raya 2 tak pernah padam. Mereka bertahan, sembari menunggu hari ketika halaman sekolah benar-benar kembali menjadi tempat anak-anak berlari dan tertawa. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com