KOTABARU — Kondisi memprihatinkan terjadi di Desa Teluk Masjid, Kecamatan Pulau Laut Timur, Kabupaten Kotabaru. Sebuah jembatan penting yang menghubungkan dua desa dilaporkan ambles dan hingga kini belum tertangani secara optimal, membuat aktivitas warga terganggu.
Jembatan yang berada di perbatasan Desa Teluk Masjid dan Desa Berangas itu saat ini hanya bisa dilalui dengan kondisi darurat. Penanganan sementara dilakukan dengan memasang batang kelapa sebagai penghubung dan memadatkan material batu.
Namun, kondisi tersebut belum sepenuhnya aman. Kendaraan terpaksa melintas secara bergantian karena jalur yang menyempit dan rawan terperosok.
Situasi ini memicu solidaritas warga. Sejumlah warga terlihat sukarela menimbun lubang setelah kendaraan melintas, sembari mengarahkan pengendara agar tidak masuk ke bagian yang rawan.
Alat berat telah dikerahkan ke lokasi dengan material yang dibawa oleh salah satu perusahaan yang sedang mengerjakan proyek tidak jauh dari kawasan tersebut.
Kasi Trantib Kecamatan Pulau Laut Timur, Ahmad Syaukani, mengungkapkan keresahan masyarakat atas kondisi jembatan tersebut. Ia menegaskan bahwa ruas Jalan Raya Berangas merupakan akses krusial bagi mobilitas warga menuju sejumlah desa.
Pihak kecamatan juga telah menyampaikan kondisi ini kepada Dinas PUPR Kotabaru di bidang yang menangani jalan dan jembatan.
“Kita berharap ini bisa ditangani segera dengan serius, karena jika ditutup warga maka siapa yang akan bertanggungjawab,” ujarnya, Senin (24/11/2025).
Syaukani menjelaskan bahwa tanda-tanda kerusakan, khususnya pada gorong-gorong, sudah terlihat sejak dua tahun terakhir. Kini kondisinya semakin memburuk hingga menyebabkan ambles dan terputus.
Di tengah keterbatasan, warga tetap menunjukkan kepedulian. Syaukani mengapresiasi peran masyarakat yang membantu mengatur lalu lintas, termasuk mengarahkan sepeda motor melewati gang kecil sebagai jalur alternatif.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas PUPR Kotabaru, Abdul Hamid, saat dikonfirmasi, mengaku telah mengetahui kerusakan jembatan tersebut. Ia menyebutkan bahwa koordinasi sudah dilakukan untuk penanganan darurat.
“Rencana sudah ada, jembatan ini akan dibangun di 2026 mendatang atau di perubahan anggaran,” sebutnya.
Meski demikian, pihak PUPR menyatakan akan kembali turun langsung ke lokasi untuk memastikan kondisi terkini di lapangan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan