Batik Warga Binaan Berau Tembus Penjualan Nasional

BERAU – Upaya pembinaan di Rutan Kelas IIB Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, kini tidak lagi sebatas aktivitas rutin untuk mengisi waktu para warga binaan. Program pemberdayaan yang digagas lembaga pemasyarakatan tersebut mulai menunjukkan hasil nyata, khususnya melalui pelatihan kerajinan batik yang diminati para warga binaan. Dari menggambar pola dasar hingga proses pewarnaan, mereka menghasilkan karya batik tulis yang tidak hanya dipasarkan, tetapi juga mampu bersaing di tingkat nasional.

Karutan Kelas IIB Tanjung Redeb, Yudhi Khairudin, menyampaikan bahwa inisiatif ini terbangun melalui kerja sama dengan perajin lokal, Putri Maluang Batik, yang selama ini aktif membina UMKM di Berau. Pendampingan intensif dari perajin membuat keterampilan warga binaan berkembang pesat hingga mampu menghasilkan karya bernilai jual. “Batiknya sih sudah lumayan banyak ya. Sudah ada beberapa yang kejual, itu batik tulis ya,” ujar Yudhi, Rabu (27/11/2025).

Produktivitas mereka kini stabil. Setiap hari, tujuh warga binaan aktif menyelesaikan lebih dari 20 lembar batik tulis dengan supervisi petugas lapas dari pagi hingga sore. Program tersebut semakin berkembang setelah pihak rutan menerima rencana pemesanan sekitar 200 lembar batik cap. “Kami lagi tunggu orderan batik cap. Mau dikirim tuh sekitar 200 ya, kalau enggak salah 200 lembar batik cap. Jadi kain yang masih polos nanti ngecapnya di sini,” jelas Yudhi.

Selain batik, berbagai keterampilan lain juga digarap warga binaan, mulai dari rajutan sarung tumbler, gantungan kunci, menjahit baju, hingga budidaya lele dan kangkung untuk konsumsi internal. Minat para warga binaan disebut sangat tinggi, dan pelatihan jarang sekali sepi peserta. “Mereka sangat tertarik sekali. Bila perlu banyak pengusaha-pengusaha di sini yang mau berkontribusi terhadap mereka,” ucapnya.

Program ini tidak hanya berorientasi pada keterampilan jangka pendek, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi saat mereka bebas nanti. “Mereka dapat hasil dari karya itu, dan sedang kami proses agar masuk tabungan melalui BRI. Jadi saat bebas nanti, mereka sudah punya simpanan,” beber Yudhi.

Ia menegaskan bahwa rutan tidak lagi dipandang sebagai tempat menjalani hukuman semata. Pembinaan yang semakin variatif justru menjadi jembatan untuk membangun kembali rasa percaya diri warga binaan, memberi bekal keterampilan, dan membuka peluang mereka untuk mandiri ketika kembali ke masyarakat. []

Admin04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com